Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2015, 04:09 WIB
Kontributor Kompas TV, Raja Umar

Penulis

MEULABOH, KOMPAS.com - Pagi masih gelap. Selepas makan sahur dan shalat subuh, Ridwan (50) dan istrinya, Juliana (45) bersama sejumlah warga lainnya di Desa Peunaga, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat terlihat mulai ramai berdatangan menuju ke pinggir pantai yang letaknya tak jauh dari pemukiman mereka.

Ridwan bukan nelayan. Mereka hanyalah pedagang kelapa bakar yang hanya dijual khusus selama bulan puasa saja. Para penjual kelapa muda bakar itu memilih pinggir laut sebagai lokasi tempat mereka menyiapkan dagangan unik dan berkhasiat tersebut karena beralasan mudah mendapatkan kayu bakar dan mudah saat mencuci hingga bersih setelah matang dibakar dan dikupas satu persatu.

“Kami bakar di pinggir laut karena di sini mudah kayu bakar, kemudian setelah kelapa masak bisa langsung kami kupas dan cuci dengan air laut sampai bersih,” kata Ridwan, saat dijumpai KompasTravel di pinggir pantai kawasan Desa Peunaga, Aceh Barat, Senin (22/6/2015) pagi.

Setiap pagi Ridwan menyiapkan kelapa muda untuk dibakar sekitar 50 hingga 80 buah, kemudian di atas pasir tumpukan kelapa muda itu dibakar bersamaan dengan kayu hingga matang beberapa jam kemudian.

Sambil menunggu sesekali Ridwan membalikkan kelapa dan mengatur api agar semua sisi kelapa masak secara merata. “Satu hari kadang 50. Paling banyak 80 kelapa kami bakar, tergantung keadaan kalau lagi banyak kelapa kami beli banyak,” katanya.

KOMPAS.COM/RAJA UMAR Para penjual kelapa muda bakar di Desa Peunaga, Aceh, memilih pinggir laut sebagai lokasi tempat mereka menyiapkan dagangan unik dan berkasiat tersebut karena beralasan mudah mendapatkan kayu bakar
Kelapa muda yang dibakar Ridwan itu sebelumnya dia beli dari orang lain seharga Rp 2.500 per biji. Kemudian setelah kelapa muda itu dibakar, dikupas hingga siap saji, dia menjualnya seharga Rp 5.000 satu kelapa. Dalam satu hari selama bulan puasa mereka bisa menghabiskan kelapa bakar rata-rata 50 hingga 80 buah. “Alhamdulillah adalah rezekinya, satu hari laku sampai 80 buah kelapa bakar. Selama puasa setiap tahun biasanya adalah untung lebih dari 5 juta,” kata Juliana yang membantu suaminya mengikat dan merangkai kelapa yang sudah siap dikupas suaminya itu.

Menurut Juliana, kelapa bakar ini tak hanya unik bentuknya, rasanya pun tentu lebih nikmat dan berkhasiat untuk kesehatan tubuh kita yang sedang menjalankan ibadah puasa. “Rasanya lebih gurih, kalau badan kita masuk angin keluar semua setelah kita minum kelapa bakar dan badan kita terasa segar dan fit,” katanya.

Jika anda ingin mencoba menikmati minuman unik dan berkhasiat ini di Aceh Barat, hanya ada dijual selama bulan puasa di sepanjang jalan kawasan Kecamatan Meureubo. Rasanya tentu berbeda dengan kelapa muda biasa. Jangan khawatir menikmati menuman kelapa bakar khas berbuka puasa ini, Anda hanya mengeluarkan uang Rp 5.000 saja.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com