Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yangon, Pesona Kereta Paling Lambat dan Murah di Dunia

Kompas.com - 30/07/2015, 12:09 WIB
SEBELUM sampai di Yangon Central Railway Station, saya sempat melihat stasiun terbesar di Myanmar ini dari kejauhan ketika melintas di atas jembatan di Zoological Garden Road. Deretan rel, peron yang terlihat tua dan sedikit kumuh, serta deretan gerbong kereta kayu yang kebetulan melintas sangat lambat seakan-akan mengucapkan selamat datang ke masa lampau.

Perjalanan di pagi yang cerah di kota Yangon dilanjutkan dengan belok kanan melewati trotoar yang dipenuhi pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis makanan termasuk mohinga, makanan tradisional Myanmar yang terkenal lezat itu.

Tiba lah saya di gedung yang megah, tua, namun dengan cat yang sudah terkelupas dan terlihat kusam bagaikan sudah tidak dicat selama puluhan tahun. Ini dia Stasiun Kereta Api Kota Yangon yang akan menjadi awal perjalanan wisata selama hampir 3 jam mengelilingi kota Yangon dengan naik Yangon Circular Railway.

Memasuki gedung utama, terlihat loket karcis, jadwal kereta, dan juga kursi berwarna biru mirip dengan kusi bus PPD di Jakarta. Selain itu di ruang tunggu, juga banyak calon penumpang yang duduk maupun tertidur di lantai. Saya sempat bertanya di salah satu loket dan ditunjukkan bahwa tiket kereta lingkar dapat saya beli di platform 7.

Platform 6 dan 7 dapat dicapai dengan naik jembatan yang melintas di atas rel kereta. Dari sini dapat dinikmati betapa sesungguhnya stasiun central Yangon ini begitu megah dan indah. Sayangnya keadaannya saat ini benar-benar tidak terawat dan kumuh. Di platform, selain calon penumpang, juga dapat dijumpai pedagang asongan, penjual segala jenis makanan dan bahkan juga anjing-anjing liar yang bebas keluyuran. Anak-anak kecil yang bertelanjang ria juga terlihat sedang mandi di salah satu pojok platform.
 
Di loket, saya membeli tiket seharga 300 Kyat (dibaca Chat: atau sekitar Rp 3.600). Petugas memberi info bahwa kereta berikutnya adalah yang clockwise alias berjalan sesuai arah jarum jam dan akan berangkat pada pukul 10.10 pagi. “Just follow me," demikian katanya sambil meminta saya menunggu di dekat loket.

Di sana juga terlihat beberapa wisatawan asing baik yang berkulit putih dan ada juga rombongan gadis yang sibuk berbicara dalam bahasa Thai. Selain itu adalah penumpang lokal yang kebanyakan memakai "long yi", sarung khas Myanmar yang ada di mana-mana. (Taufik Uieks)

Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: "Yangon: Pesona Kereta Paling Lambat dan Murah di Dunia"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com