Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana Ke Pulau Siumat, Surga Bagi Perindu Kesunyian

Kompas.com - 01/08/2015, 18:11 WIB
DI Ulul Kaut, sebuah dermaga kecil di Pulau Siumat, Kabuaten Simeulue, Aceh, saya mengukuti anak-anak yang bermain riang. Mereka berenang tanpa rasa takut. Kadang salto dari papan pelabuhan mereka lakukan hanya untuk sekedar bersenang-senang. Pulau ini telah menjadi surga kecil buat para pengelana penyendiri.

Terbang jauh dari Medan hanya butuh waktu 45 menit ke Bandara Lasikin di Simeulue. Pesawat kecil yang saya tumpangi hanya dipenuhi oleh 4 penumpang lain selain saya. Di kokpit, dua orang pilot, salah satunya berkewarga negaraan Jepang, sibuk dengan panel-panel dan beragam tombol.

Suasananya memang sepi karena bukan musim liburan. Apa lagi penerbangan ke Simeulu terbatas hanya tiga kali seminggu, itu pun hanya digunakan untuk kepentingan-kepentingan mendesak. Jika tidak, orang lebih memilih jalur darat, lalu menyeberang dari Labuhan Haji di Aceh Selatan menuju Sinabang di Simeulue.

Mengingat aksesnya yang sulit, Pulau Simeulue memang menjadi surga bagi petualang yang rindu kesunyian. Tapi jangan coba-coba datang ke sana dengan cara blusukan, itu tak akan mempan. Saya sudah menghubungi Ogek, kenalan saya di Simeulu dua minggu sebelumnya. Ogek menyiapkan penjemputan ke bandara dan penyeberangan ke pulau kecil, Siumat.

Saya dan Ogek menggunakan sampan nelayan kecil dengan cadik di kedua sisinya. Mesin 9 PK yang kami gunakan mengantar ke Pulau Siumat selama 4 jam, waktu yang sungguh lama ketimbang menggunakan perahu besar dengan mesin yang juga lebih besar.

Kami baru saja sandar di Ulul Kaut ketika matahari pagi mulai tampak. Nelayan pancing sudah sejak subuh tadi melaut, meninggalkan anak-anak mereka yang asik berjungkir balik di pelabuhan itu.

Arisman, kelas 1 SMP memandu adik-adiknya bercengkrama dengan air laut yang jernih. Pantulan sinar matahari membakar tubuh mereka sejak bayi. Mandi pagi di ulul kaut merupakan rutinitas mereka sebelum menyiapkan diri berangkat sekolah.

"Kami biasa mandi di sini. Setelah itu, baru bilas dan pakai baju di rumah," katanya.


Sampan-sampan kecil lainnya mulai merapat. Mereka adalah para pemetik cengkeh. Tapi saya masih asik dengan keceriaan pagi Arisman dan adik-adik sekampungnya. Dia menaiki sampan lebih kecil tanpa lengan cadik. Sampan itu seolah tenggelam oleh riak laut. Sebentar kemudian, sampan itu sudah muncul lagi ke permukaan.

Puas bermain, anak-anak bergegas membilas tubuh mereka di pemandiam umum yang berada dekat pelabuhan kecil itu. "Mandi tak perlu pakai sabun. Sabun mahal," kata Arisman singkat.

Sebuah sampan kecil tampak di tengah. Dari cara melajunya, sampan itu persis menuju ulul Kaut. Bang Edi, mendayung dengan santai. Saya dan Ogek menunggu kedatangan pria ini. Rumahnya sudah disediakan untuk tempat kami bermalam.

Dia membawa dua ekor geurape pandak, ikan kerapu bewarna merah dengan bintik-bintik biru berukuran lumayan besar. "Cukup buat bekal sampai malam nanti," katanya tersenyum saat kami membantu menyandarkan sampannya.

Kami makan sambam siang itu. Istri Bang Edi telah membungkus ikan kerapu pancingannya dengan daun pisang, lalu membakarnya. Istrinya juga menyiapkan ulekan sambal terasi yang pedas, ditambah dengan urap pucuk pepaya yang tak lagi pahit. Betul-betul makanan yang ampuh mengurai keringat kami.

Sementara Bang Edi dan istrinya berbenah dan menyiapkan makan, saya membantu Arisman menjemur cengkeh. Dia telah mengeluarkan tiga karung cengkeh yang mulai kering sehabis mandi pagi tadi. Matahari pagi menghangatkan daratan kecil di timur laut Pulau Simeulue itu. Saya berjanji padanya untuk ikut mengangkat jemuran sore nanti.

Beberapa anak lain melakukan hal serupa. Saya berpindah dari jemuran Arisman ke jemuran lain. Pulau kecil itu memungkinkan saya berkeliling tanpa harus menggunakan kendaraan. Saya bertemu Rizki, balita yang ikut membantu menjemur cengkeh. Anak ini lucu karena bedak bayi masih berlumuran di wajahnya, sementara dia mencari buah cengkeh berukuran besar untuk dijual, sebagian akan dijadikan bibit.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com