Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaet Wisatawan, Kebudayaan Harus Dibenahi

Kompas.com - 10/08/2015, 11:48 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan mengemukakan aspek kebudayaan memang harus dibenahi jika Indonesia ingin menggaet wisatawan luar negeri lebih banyak.

"Ini karena kekayaan budaya kita menjadi daya tarik besar bagi wisatawan luar negeri. Sebuah survei menyebutkan bahwa 60 persen orang asing datang ke Indonesia karena kebudayaan kita yang sangat kaya," katanya saat berbicara pada acara Temu Redaktur Kebudayaan di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/8/2015) malam.

Guru besar Fisip Universitas Airlangga Surabaya ini mengemukakan saat ini pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan asing hingga hampir tiga kali lipat dari sebelumnya, yakni dari sekitar 7 juta menjadi 19 juta orang.

Dari sisi kebudayaan pihaknya terus melakukan pembenahan infrastruktur yang sudah ada, seperti galeri dan museum. Ia berharap galeri dan museum menjadi salah satu tempat yang nyaman bagi pengunjung, termasuk sambil bersantai minum kopi di dalamnya.

Selain itu pihaknya juga memberikan bantuan kepada komunitas-komunitas maupun masyarakat adat, termasuk pembangunan rumah adat yang dikerjakan secara gotong royong. Saat ini sudah ada ratusan komunitas dan masyarakat adat yang mendapatkan bantuan untuk pelestarian adat itu.

Ia mengemukakan, bantuan tersebut sempat menghadapi kendala karena Kementerian Keuangan menghendaki bantuan untuk pembangunan rumah adat dilakukan dengan sistem lelang terlebih dahulu.

"Tapi kita menghadapi kendala siapa kontraktor spesialis rumah adat di Indonesia? Kan tidak ada. Selain itu ada persoalan yang sangat teknis yang sulit dilakukan oleh kontraktor, misalnya sebelum pembangunan rumah harus dilakukan upacara adat atau ritual tertentu," katanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan berfoto dengan latar belakang rumah adat Toraja di Pallawa, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Senin (17/11/2014).
Selain itu jika disalurkan dalam bentuk bantuan soaial, bukan lelang, ada aspek gotong royong di dalamnya. Dengan demikian maka pembangunan rumah adat juga bisa menghemat karena masyarakat yang terlibat tidak perlu dibayar.

"Sementara kalau ditangani kontraktor kan harus berpikir keuntungan. Padahal kadang bantuan sosial dari kami itu tidak cukup. Misalnya bantuan kami Rp 400 (juta), ternyata habisnya di lapangan sampai Rp 600 (juta)," katanya.

Kacung juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga memberikan bantuan kepada komunitas pelaku kebudayaan yang akan tampil di luar negeri, namun tidak memiliki dana yang cukup. Hanya saja ia mengingatkan agar surat yang disampaikan ke Ditjen Kebudayaan tidak terlalu pendek waktunya.

"Minimal satu bulan sebelumnya lah. Karena uangnya tidak ada di kami. Kami harus proses dulu. Kalau pemberitahuannya satu minggu sebelum berangkat, ya sulit," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com