Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata "Yacht" di Indonesia Belum Tergarap Optimal, Ini Penyebabnya...

Kompas.com - 22/08/2015, 08:25 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi wisata bahari melalui kapal layar (yacht) di Indonesia masih belum tergarap maksimal. Ini dapat dilihat dari rendahnya kontribusi yang diberikan, yakni baru 35 persen. Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam acara "2nd Indonesian Yacht Forum 2015, Indonesia Yacht Show (IYS)", di Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Menpar menjabarkan beberapa masalah yang menjadi kendala wisata kapal layar di Indonesia. Beberapa diantaranya ialah masalah visa. Jika dibandingkan dengan negara lain yang juga menjual wisata bahari melalui kapal layar seperti Thailand dan Malaysia, Indonesia masih kalah dalam jumlah negara bebas visa.

“Di Indonesia visa masih susah ya, Thailand memberikan bebas visa ke 56 negara, Malaysia bahkan memberikan sampai ke 154 negara,” katanya.

Menurut Arief hal ini membuat pelayar dari mancanegara terkadang malas berlayar ke Indonesia.

Masalah lainnya yang diangkat ialah perihal destinasi. Indonesia dinilai masih kekurangan titik labuh (marina). Ini membuat para pelayar sulit mendatangi tempat-tempat yang diinginkan.

Hingga saat ini baru ada 38 titik labuh khusus wisata kapal layar yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa yang terkenal di antaranya Marina Nongsa di Batam, Marina Batavia Sunda Kelapa di Jakarta, Marina Berth, Marina Padangbai, dan Marina Amed di Bali.

Arief juga mengangkat masalah Clearance Approval for Indonesian Territory (CAIT). Menurut Menpar, sistem dan birokrasi untuk mengurus CAIT masih sulit. Belum lagi sistemnya yang masih manual, belum terintegrasi secara online.

“Padahal kalau online kan lebih enak ya. Saya sambil setengah mengantuk juga bisa mendaftar untuk mengurus itu,” terangnya sambil bercanda saat memberikan pidato pembukaan acara IYS.

KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Menpar Arief Yahya sedang melihat interior salah satu kapal pesiar di Indonesia Yacht Show (IYS) 2015, di Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Terkait hal ini, KompasTravel pernah mewawancara Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, Ahmad Rusdi pada Desember lalu. Menurut Rusdi, yang menjadi tantangan ialah sistem e-CAIT yang belum terhubung ke seluruh pelabuhan di Indonesia. “Karena itu e-CAIT belum bisa diterapkan secara maksimal,” ujarnya.

Hingga Juli 2015, jumlah kapal layar yang datang ke Indonesia sudah 800 dari target 1.500. Ini meningkat dari tahun 2014 yang hanya 750 kapal.

Indonesian Yacht Show 2015 adalah acara pameran kapal layar yang diadakan di Marina Batavia Sunda Kelapa, Jakarta. Acara ini merupakan yang ketiga kalinya diadakan setelah sebelumnya pernah diadakan tahun 2014 dan 2013. Acara ini akan berjalan selama tiga hari, 21–23 Agustus 2015.

Dalam pameran ini dihadrikan beragam kapal layar dari berbagai negara di antaranya Inggris, AS, bahkan Indonesia. Berdasarkan pengamatan KompasTravel, hingga Jumat siang, terdapat 5 kapal yang mengikuti pameran, jauh beda dari tahun 2013 yang menampilkan hingga 15 kapal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com