Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Surga Wisata Kapal Pesiar, Sayang Belum Digarap Optimal

Kompas.com - 27/08/2015, 11:00 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia menjadi negara dengan potensi wisata kapal pesiar tertinggi di Asia. Tahun 2014 Indonesia masuk dalam 10 negara tujuan paling banyak dikunjungi kapal pesiar di Asia. Dua potensi wisata kapal pesiar terbesar yang dimiliki Indonesia ialah sebagai konsumen dan sebagai destinasi.

Sebagai konsumen artinya ada banyak masyarakat Indonesia yang menjadi penumpang kapal pesiar. Berdasarkan data dari Cruise Lines International Association, tahun 2014 ada lebih dari 18.000 penumpang kapal pesiar dari Indonesia. Sejak tahun 2012, pangsa pasar kapal pesiar di Indonesia terus bertumbuh sebesar 7,7 persen per tahun.

Sementara sebagai destinasi artinya Indonesia menjadi salah satu tujuan yang dilewati kapal pesiar. Salah satu kapal pesiar yang memiliki rute melewati Indonesia ialah Diamond Princess, kapal milik Princess Cruises. Menurut Farriek Tawfik, Direktur Princess Cruises untuk Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi yang sangat kaya untuk wisata kapal pesiar.

“Negara lain perlu membangun sesuatu sebagai sebagai tempat wisatanya. Indonesia sudah tinggal pakai, tempat wisatanya sudah tersedia dan tersebar,” ujarnya dalam Diskusi Media – Indonesia Sebagai Pasar Penting Wisata Pesiar: Peluang, Tantangan, dan Tren Konsumen, di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Terkait hal apa yang membuat Indonesia menjadi destinasi wisata pesiar, Farriek menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. "Jumlah pulau di Indonesia lebih dari 17.000. Ini membuat hampir setiap tempat di Indonesia potensial untuk didatangi via laut. Sayangnya hingga saat ini, pulau yang dilalui Diamond Princess di Indonesia masih Bali saja," katanya.

KOMPAS.COM/RAJA UMAR Kapal pesiar MV Albatros milik PHONIX berbendera Bahama yang membawa 670 penumpang dan 366 awak kapal bersandar di Pelabuhan CT3 BPKS Sabang, Aceh, Sabtu (28/3/2015) pukul 12.30 WIB. Para pelancong dunia itu langsung disambut meriah dengan tarian khas Aceh, serta disungguhi ranup atau sirih sebagai simbol keramahan orang Aceh terhadap tamu oleh BPKS.
Menurut Farriek, ini karena infrastruktur dan dermaga yang memungkinkan untuk wisata pesiar di Indonesia baru ada di Bali. Meski demikian, sistem tol laut yang akan diterapkan ke depan akan menjadi dukungan yang tepat untuk wisata bahari (maritim) termasuk kapal pesiar.

Selain itu, lanjut Farriek, Indonesia memiliki beragam wisata alam. Beberapa destinasi wisata yang peminatnya tinggi versi Princess Cruises ialah Pulau Komodo dan Danau Toba. "Untuk melabuhkan penumpang di Pulau Komodo, Diamond Princess harus buang sauh di tengah laut dan menurunkan penumpangnya menggunakan kapal kecil, karena belum ada dermaga di sana," katanya.

Sementara untuk Danau Toba hingga kini belum dapat dipenuhi, karena jaraknya yang jauh, sekitar enam jam perjalanan mobil dari Kota Medan.

Wisata Belanja dan Budaya

Farriek menjelaskan salah satu yang membuat wisata Asia banyak dilirik ialah adanya wisata belanja dan budaya. Produk-produk khas budaya tertentu yang dijual menjadi hal menarik bagi wisatawan asing. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki tawaran ini. Salah satu lapak di Etsy Shop, toko online khusus produk handmade, bahkan berani menjual gantungan kunci khas buatan anak Papua seharga 200 dollar AS.

Sementara beberapa lokasi yang mencirikan kebudayaan juga menjadi destinasi populer, misalnya Candi Borobudur dan Seminyak.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Ratusan turis turun dari kapal pesiar MS Rotterdam yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/2/2015).
Iklim Tropis

Salah satu yang menjadi kendala berlayar di dunia ialah musim. Pada musim dingin atau salju biasanya kapal sulit berlayar sehingga pada musim-musim tersebut tidak ada rute pelayaran. "Indonesia tidak memiliki musim dingin. Iklim Indonesia yang tropis memungkinkan kapal pesiar untuk berkunjung kapan pun," sambungnya.

Sayangnya, tambah Farriek, potensi-potensi tersebut belum terkelola secara maksimal, sehingga pendapatan yang didatangkan masih minim. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata, sejauh ini wisata bahari (maritim) di Indonesia baru menyumbang 35 persen dari total pemasukan devisa. Padhal, Indonesia dijuluki Negara Maritim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com