Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Keindahan Air Terjun di Desa Kota Batu

Kompas.com - 30/08/2015, 11:03 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Air terjun yang berada di Kawasan Register 39 Dusun 4, Desa Kota Batu, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung diberi nama Curup Lestari. Masyarakat yang tetap menjaga kelestarian alam inilah yang membuat nama itu melekat pada areal air terjun di sana. Ketinggiannya sekitar 30 meter dari permukaan.

Alamnya yang indah dan kondisi air yang masih jernih serta sejuk membuat orang-orang ingin kembali datang ke sana. Untuk menjangkau lokasi air terjun ini, dari Bandarlampung membutuhkan jarak tempuh sekitar 2 jam lalu dilanjutkan dengan naik ojek dengan medan jalan yang curam sekitar 3 kilometer.

Sesampainya di lokasi, kelelahan seketika langsung hilang karena kita disambut dengan jutaan butiran air yang terbawa angin dari jarak 2 meter dari sumber air terjun.

Saat kami di lokasi ditemukan pengunjung dari Nganjuk Jawa Timur. Yuli (32) bersama keluarga mendatangi lokasi air terjun tersebut. "Senang datang ke sini air terjunya dan alamnya masih murni. Anak-anak saya senang katanya mau ke sini lagi kalau ada kesempatan," ujar Yuli, Sabtu (29/8/2015).

Menurut staf Kesatuan Pengelola Hutan Lindung (KPHL) Kawasan Register 39, Supri (45), lokasi air terjun ini belum banyak diketahui. "Hanya orang-orang tertentu seperti anak sekolah dari desa tetangga atau dari Kabupaten Tanggamus," katanya.

Pengunjung yang ingin menikmati suasana keindahan alamnya tak perlu pengeluarkan biaya masuk. Tetapi, warga di sana menerapkan aturan lokal yang disepakati bersama dalam rangka menjaga kelestarian alam ini tetap terjaga. "Utamanya saat musim kemarau, pengunjung tidak boleh meninggalkan bara api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan," ujarnya.

Menurut Supri, warga sekitar Desa Kota Batu sangat menggantungkan keberadaan air itu untuk mengaliri 30 hektare areal pesawahan di sana. "Meskipun nama desanya Kota Batu, kemarau sekalipun, sawah-sawah di sini tidak pernah mengalami fuso," tutup Supri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com