Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengangkat Derajat Kopi Indonesia melalui Bali InterFOOD 2015

Kompas.com - 04/09/2015, 14:36 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS. com - Kopi salah satu tema Bali InterFOOD Festival 2015 yang diselenggarakan pada 3-5 September 2015 di Nusa Dua Bali. Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), A. Syafrudin, mengatakan InterFOOD ini salah satu ajang untuk menyampaikan pesan bahwa kopi di Indonesia luar biasa karena memiliki cita rasa tinggi.

"Kalau kopi dari luar negeri punya nama tapi kopi Indonesia punya cita rasa tinggi. Kita tidak kalah bersaing. Kita harus menjadi tuan rumah (kopi) di negeri sendiri, untuk apa diekspor kalau permintaan di Indonesia tinggi, termasuk daerah pariwisata," kata Syafrudin di sela-sela acara Bali InterFOOD, Nusa Dua, Bali, Jumat (4/9/2015).

Dalam acara Bali InterFOOD tahun ini, kopi bali menjadi perhatian serius karena cita rasa kopi asal Bali cukup istimewa terutama yang dihasilkan dari pegunungan Bali bagian timur yang terkena dampak abu vulkanik Gunung Batur memiliki ciri khas tekstur dan rasa kopi yang lembut dan aroma khas campuran antara aroma kopi, cokelat dan aroma tanah.

"Dengan event ini kita meningkatkan potensi pariwisata melalui kopi. Kita meningkatkan potensi perkopian, orang semakin mengerti bagaimana kopi yang enak, meracik yang enak, makanya kita gelar edukasi dan kompetisi kopi di acara ini, Bali InterFOOD," ujarnya.

KOMPAS.COM/SRI LESTARI Pameran kopi di Bali InterFOOD Festival di Nusa Dua, 3-5 September 2015.
Harapan besar bagi AKSI, menurut Syafrudin, bagaimana kopi Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Contohnya di Bali yang memiliki produksi kopi yang istimewa tapi tidak berimbang antara kebutuhan dan produksinya. "Jika tidak atasi maka akan terjadi ekspansi kopi dari luar negeri mengincar Bali yang menjadi tujuan pariwisata," katanya.

"Diharapkan, Bali pun bisa menjadi tuan rumah kopi di daerah sendiri dengan berbagai pertimbangan dan kepentingan kebutuhan di daerah, tidak tergantung impor dari daerah lain apalagi dari negara lain," tambah Syafrudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com