Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Akaddo Bulo", Pesta Dalam Sepotong Bambu

Kompas.com - 05/09/2015, 19:41 WIB
ASAP tebal mengepul dari setiap pekarangan rumah di suatu kampung yang rindang di pinggiran Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tak jauh dari tepi Sungai Jeneberang, Rabu (19/8/2015). Hampir semua orang tengah sibuk menyiapkan sebuah hajatan besar tahunan yang akar riwayatnya berusia hampir setengah milenium itu.

Kampung itu bernama Tama’la’lang yang masuk wilayah Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Dari pusat kota Makassar, ibu kota Sulsel, jaraknya hanya sekitar 10 kilometer.

Setiap tahun, warga merayakan ulang tahun kampung yang disebut attamu taung dengan tradisi akaddo bulo atau menyantap kaddo bulo, hidangan yang juga lazim dikenal sebagai lemang. Perayaan itu diselenggarakan setelah peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Akaddo bulo dalam bahasa Makassar berarti ”makanan dari bambu”. Tentu saja bukan bambunya yang dimakan, melainkan campuran beras ketan dan santan yang dibungkus daun pisang kemudian dimasukkan ke dalam potongan bambu.

Tabung-tabung bambu berukuran panjang 40 sentimeter itu dimasak dengan cara dipanasi secara tegak mengelilingi perapian selama sekitar tiga jam sampai matang. Setelah selesai, bambu dibelah untuk mengeluarkan akaddo bulo yang telah pulen dan siap disantap dengan taburan serundeng.

Abdullah (45) adalah salah satu warga kampung yang hari itu sibuk membuat 100 potong akaddo bulo di halaman rumahnya. ”Ini sudah menjadi tradisi kampung yang selalu dinantikan warga setiap tahun,” katanya.

Sesekali ia berjongkok untuk meratakan bara dari kayu dan sabuk kelapa yang dipakainya sebagai bahan bakar perapian. Kadang matanya memicing menahan perih saat asap berembus ke arahnya.

Kaddo bulo menjadi sajian utama yang dihidangkan warga kampung kepada anggota keluarga, kerabat, atau siapa pun tamu yang berkunjung ke rumah saat perayaan itu. ”Walaupun orang tak dikenal, kalau datang berkunjung saat perayaan ini, pasti diberikan akaddo bulo,” kata Abdullah.

Sejarah

Kamaluddin Daeng Narang (52), warga Tama’la’lang sekaligus pemerhati sejarah Gowa, mengatakan, tradisi akaddo bulo berawal dari zaman Raja Gowa ke-9, yakni I Matanre Karaeng Manguntungi Tumaparisi Kalonna, yang berkuasa pada 1510-1546. Narasi itu terabadikan dalam naskah-naskah catatan Kerajaan Gowa atau yang disebut juga Lontara’ Bilang.

Narang menjelaskan, Raja Gowa ke-9 memerintahkan pembangunan Benteng Somba Opu yang berdasarkan catatan mulai dibangun tahun 1525. ”Saat itu raja meminta kepada kampung-kampung yang wilayahnya berada di sekitar lokasi pembangunan benteng untuk berpartisipasi menyiapkan makanan bagi para pekerja,” kata Narang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com