Ketika dijawab ya, dia hanya mangut-mangut. Ia berada di tengah-tengah penonton warga Jerman yang memadati panggung Indonesia di Festival Tepi Sungai atau Museums Uferfest di Frankfurt, Jerman.
Selanjutnya, Erhardt mengentak-entakkan kaki, kepala bergoyang, dan tangan dicoba digerakkan. Tak tahan mengikuti irama musik dangdut dari kelompok Banter Temen pimpinan Djaduk Ferianto, kemudian dia berjoget dan pinggul digoyang sekenanya.
”Ayo berjoget. Joget saja sebisanya,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedubes RI di Jerman Agus Rubiyanto, ketika melihat penonton masih malu-malu berjoget. ”Joget dangdut tidak ada aturan seperti salsa atau tango. Joget saja, yang penting enak,” kata Agus yang sudah lebih dari tujuh tahun kuliah dan bertugas di Jerman.
Penonton akhirnya memang tak tahan untuk berdiam diri. Entakan gendang yang mengiri lagu ”Terajana”, ”Kopi Dangdut”,”Begadang”, dan lagu-lagu dangdut lainnya menghanyutkan penonton yang sebagian besar warga Jerman untuk berjoget. Pinggul digoyang, tangan digerakkan, kaki menari sekenanya. ”Serrr… serrr…” dan celetukan Djaduk lainnya membuat penonton betah bergoyang. Keringat bercucuran, di tengah musim panas Jerman, tak mereka hiraukan.
Penuh antusias
Bukan cuma lagu-lagu dangdut yang memesona warga Jerman. Penampilan Kua Etnika pimpinan Djaduk Ferianto dengan beragam alat musik yang terasa unik bagi warga Jerman juga sangat memesona. Warga Jerman makin antusias ketika ditampilkan kesenian barong osing dari Banyuwangi.