JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung tengah gencar-gencarnya mempromosikan pariwisata Muntok dengan mengandalkan wisata sejarah yang dimilikinya. Sayangnya, meski didukung dengan aset wisata sejarah yang baik dan masyarakat yang terbuka, namun pariwisata Muntok masih terkendala dari segi aksesibilitas.
“Kendala juga masih dari aksesibilitas ya. Kita harus memikirkan bagaimana jarak tempuh 3 jam ke Muntok ini mendapat sesuatu yang menarik,” kata Praktisi Pariwisata sekaligus Dosen Universitas Sahid, Rahtika Diana, saat ditemui di acara IMT-GT Homestay Fair 2015 yang diselenggarakan pada 11-12 September 2015 lalu.
Sepakat dengan Rahtika, Head of Training and Education Southeast Asia Tourist Guide Association, Erina Loo, saat ditemui di kesempatan yang sama mengatakan mudahnya akses ke sebuah tempat wisata tentu akan berdampak pada jumlah wisatawan yang datang.
“Apa yang membuat Georgetown dan Melaka sangat sukses, orang selalu balik ke sana disebabkan karena tranportasi tidak begitu sulit. Dari Kuala Lumpur Airport ke Malaka sekitar 100 kilometer tapi kita ada jalan tol jadi cepatlah sampai,” jelas Erina.
Tak hanya jauhnya jarak yang membentang, adanya fasilitas penunjang di sepanjang jalan juga diperlukan sebagai sarana untuk wisatawan beristirahat setelah menempuh perjalanan panjang.
Menanggapi hal itu, Ketua Asosiasi Homestay Bangka Barat, Abang Faizal, saat ini pemerintah berencana akan membangun tempat persitirahatan di sepanjang jalur darat dari Pangkalpinang menuju Muntok.
Selain melalui jalur darat dari Pangkalpinang, Muntok juga bisa diakses melalui jalur laut dari Palembang. Akses tersebut juga sudah diperhitungkan Bupati Bangka Barat, Zuhri M Syazali, untuk menarik wisatawan khususnya wisatawan lokal yang berasal dari Palembang.
“Saya yakin kalau Tanjung Api-api sudah beroperasi, Bangka Barat akan jadi second home-nya orang Palembang. Nanti ke Muntok dengan kapal cepat itu sekitar 40 menit,” papar Zuhri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.