Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyik, Kapal Pesiar Asing Boleh Angkut Wisnus

Kompas.com - 01/10/2015, 17:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menyatakan kapal pesiar berbendera asing dapat mengangkut wisatawan di pelabuhan dalam negeri.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pemberian Kemudahan Bagi Wisatawan dengan Menggunakan Kapal Pesiar (Cruiseship) Berbendera Asing.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R Mamahit dalam sosialisasi peraturan tersebut di Jakarta, Rabu (30/9/2015) mengatakan kemudahan terebut juga untuk memicu potensi pariwisata di Indonesia.

"Saat ini kapal asing bisa mengangkut penumpang di pelabuhan-pelabuhan di dalam negeri, misalkan dari Thailand ke Raja Ampat enggak boleh mampir ke pelabuhan yang dilintasi, sekarang boleh," katanya.

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa kapal pesiar (cruise ship) berbendera asing dapat mengangkut wisatawan di pelabuhan dalam negeri untuk berwisata mulai dari pelabuhan asal di dalam negeri ke destinasi wisata, untuk kembali ke pelabuhan asal keberangkatan, sepanjang perjalanan tersebut merupakan bagian dari perjalanan wisata dari dan keluar wilayah perairan Indonesia.

Namun, pelabuhan yang boleh disandari kapal pesiar, yakni hanya pelabuhan besar, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Makassar dan Benoa Bali.

"Pelabuhan tersebut berfungsi sebagai embarkasi dan atau embarkasi wisatawan dengan menggunakan kapal pesiar, jadi kalau singgahdi mana saja boleh" katanya.

Terkait pengoperasian, Bobby mengatakan penyelenggara pelabuhan, dalam hal ini, Pelindo I,II, III dan IV untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kalancaran embarkasi dan atau debarkasi wisatwan kapal pesiar berbendera asing.

Karena itu, lanjut dia, seluruh penyelenggara pelabuhan wajib membuat standar operasional prosedur (SOP), di antaranya kepastian jadwal kapal bersandar, lebih didahulukan kapal penumpang dibanding kapal barang dan sebagainya.

"Sebetulnya di belahan dunia manapun, kapal barang memang nomor dua dibanding kapal penumpang, untuk pengaturan dengan kapal reguler atau kepal Pelni sistemnya 'first come first service," katanya.

Bobby mengatakan pihaknya optimistis pengaturan tersebut tidak tumpang tindih karena penanganan kapal lebih mudah dari pesawat.

"Pesawat yang padat saja bisa diatur, kapal yang jalannya lamban pasti bisa," katanya.

Dia mengatakan upaya tersebut sebagai sinergi dengan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan daya tarik wisata Indonesia. (Juwita Trisna Rahayu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com