Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarik Wisatawan, Garut Dirikan Desa Wisata Batu Akik

Kompas.com - 02/10/2015, 09:17 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendukung rencana pembentukan desa wisata batu akik di Paguyuban Seni Pahat Patung Batu Akik Rumaos Janten Kwula (RJK) di Kecamatan Bayongbong.

"Kami juga mendorong ini (batu akik) bukan hanya industri kreatif tapi jadi desa wisata di Garut," kata Wakil Bupati Garut Helmy Budiman kepada wartawan, Kamis (1/10/2015).

Menurut Helmy, kelompok masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Seni Pahat Patung Batu Akik RJK telah menunjukan karya nyata membuat arca dari batu akik yang menarik dan berdaya jual seni tinggi.

Helmy menuturkan, karya yang dihasilkan nanti merupakan karya luar biasa memiliki potensi untuk mendorong sebuah industri kreatif berbasis pemberdayaan masyarakat. "Ini merupakan sebuah karya luar biasa, fenomenal di Garut, oleh karena itu kita ingin mendorong sebuah industri kreatif yang berbasis pemberdayaan masyarakat," katanya.

Upaya mendorong menjadi desa wisata itu, lanjut Helmy, pemerintah diminta membantu pengadaan alat canggih untuk memoles dan mengukir batu yang lebih baik.

Sementara dari segi tempat sudah cukup ideal dengan kondisi alam yang indah dan tidak jauh dari pusat kota Garut. "Desa wisata ini nantinya supaya wisatawan-wisatawan ke Garut banyak pilihan," katanya.

Ia berharap ke depan desa wisata tersebut menunjukkan adanya kreativitas budaya Garut ke tingkat nasional maupun internasional. "Menjadi momentum mempromosikan Garut sebagai sentra industri batu tingkat internasional," katanya.

Ketua Paguyuban Seni Pahat Patung Batu Akik RJK Kabupaten Garut, KRT Nurseno Utomo menambahkan, pembentukan desa wisata tersebut merupakan tindak lanjut keinginan pemerintah menciptakan nama baik wilayah dari batu akik.

Nurseno berharap, ada kerja sama pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan batu akik asal Garut terus dikenal luas masyarakat. "Batu akik sebuah ikon yang menjadi euforia di negeri ini, sehingga kami harap ini tidak cepat redup, harus ada karya nyata," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com