Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebas Visa Dongkrak Pertumbuhan Pariwisata 16 Persen

Kompas.com - 05/10/2015, 13:29 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa bebas visa memberikan dampak signifikan bagi Indonesia yakni telah mendongkrak pertumbuhan pariwisata sebesar 16 persen.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Luar Negeri Kementerian Pariwisata I Gde Pitana di Denpasar, Bali, Sabtu (3/10/2015), menjelaskan bahwa persentase pertumbuhan itu ditunjukkan oleh 30 negara dari 45 negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa.

"Jadi ini pertumbuhan yang cukup signifikan," ucapnya.

Menurut Pitana, pada periode Januari hingga Juli 2015, pertumbuhan pariwisata hanya sekitar 2,9 persen namun sejak Agustus, pertumbuhan pariwisata yang ditunjukkan oleh kedatangan wisatawan dari 30 negara penerima bebas visa tumbuh positif.

Salah satu dari 30 negara penerima bebas visa yang pertumbuhannya cukup signifikan adalah China dengan pertumbuhan pada Agustus 2015 ini mencapai 24 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Indikator yang digunakan pemerintah untuk mengukur pertumbuhan pariwisata itu di dua kawasan Indoensia yakni Bali dan Batam.

Pitana menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan hingga akhir tahun 2015, sebanyak 45 negara mendapatkan fasilitas bebas visa sehingga total menjadi 90 negara.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam berbincang-bincang dengan penduduk di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (19/2/2015).
Meski demikian, jumlah tersebut masih di bawah dari Singapura yang hampir memberikan bebas visa kepada seluruh dunia dan Malaysia yang memberikan bebas visa kepada 156 negara.

Selain itu promosi ke sejumlah negara juga intensif dilakukan baik untuk pasar yang menyasar negara yang selama ini telah berkontribusi baik (producing market), konvensional, dan negara potensial.

Negara-negara yang dianggap producing market di antaranya Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, China dan Korea Selatan. Konvensional di antaranya Amerika Serikat, Jerman dan Perancis serta pasar potensial di antaranya India, Afrika Selatan, Rusia serta negara-negara kawasan Timur Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com