Proses pencarian dimulai dari Sungai Klawing. Sungai Klawing menjadi ramai saat batu akik booming. Sungai di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah, ini menjadi surga bagi para pencari bongkahan-bongkahan batu mulia yang selanjutnya diolah menjadi perhiasan berupa cincin, mata gelang, atau liontin.
Seperti sore itu, beberapa warga di Desa Bancar, Purbalingga, datang ke Sungai Klawing membawa sebatang pipa berdiameter sekitar 10 sentimeter dan panjang 1 meter.
Tak berlama-lama di bibir sungai, satu per satu lantas menceburkan diri ke dalam air. Secara seksama mereka mengamati bebatuan di dasar sungai. Sesekali, pipa di tangan digerak-gerakkan agar batu di dasar sungai tersingkap.