Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar: Harusnya Kita Malu, Pemerasan Turis Berdampak Buruk

Kompas.com - 08/10/2015, 12:24 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berharap perilaku pemerasan turis China yang terjadi di Bali tak akan terjadi lagi. Menurut Arief, pemerasan terhadap turis erat kaitan dengan perilaku pribadi para oknum.

"Harusnya kita malu karena (pemerasan turis) akan berpengaruh sekali dengan pariwisata Bali," kata Arief Yahya kepada KompasTravel usai jumpa pers "Nusa Dua Fiesta 2015" di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (7/10/2015) malam.

Ia mengatakan perilaku pemerasan ini akan berdampak buruk pada pariwisata Indonesia. Tak hanya Bali, destinasi-destinasi wisata di Indonesia lain, lanjut Arief akan tercitra buruk di mata wisatawan mancanegara.

"Ini tentang perilaku dan mentalitas. (Sektor) pariwisata harus dipikirkan secara jangka panjang," ungkap Arief.

Dikutip dari artikel "Aksi Itu Melukai Pariwisata Bali" di Harian Kompas (7/10), tertulis jika dua oknum imigrasi Ngurah Rai, H dan W, masuk bui Kepolisian Resor Kota Denpasar. Keduanya mengakui melakukan pemerasan 200 yuan atau sekitar Rp 500.000 terhadap Zhang Tao, turis asal China.

Namun, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai Yohanes HA Renung Widodo tetap ngotot bahwa petugasnya difitnah. ”Saya akan tuntut turis Tiongkok itu. Dia yang suap,” kata Widodo dengan nada tinggi dikutip dari Harian Kompas.

Kasus pemerasan ini terungkap atas laporan korban bernama Zhang Tao pada Sabtu 12 September 2015. Korban tiba sendirian dan saat dilakukan pemeriksaan Imigrasi terjadilah transaksi pemberian uang kepada petugas dengan jumlah 200 RMB. Maksud pemberian uang itu agar dia dipermudah untuk diberi cap atau stempel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com