Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Jam di "Rijstpellerij"

Kompas.com - 16/10/2015, 08:47 WIB
TERIK matahari yang begitu menyengat tak dirasakan Carman dan istrinya di bantaran Kali Cimanuk yang membelah kota Indramayu, Jawa Barat, Selasa (6/10/2015).

Pasangan suami istri ini sudah tujuh tahun berjualan serabi di bawah rimbunnya pohon kapuk randu (Ceiba pentandra) yang berada di lahan rijstpellerij (bekas pabrik penggilingan padi zaman Hindia Belanda tahun 1923).

KOMPAS/AGUS SUSANTO Carman berjualan serabi di depan pohon randu raksasa di pinggir gedung yang hanya menyisakan pagar tembok dari batu bata merah.
”Pohon raksasa peninggalan Belanda ini yang memberikan keteduhan bagi kami hingga kini,” ujarnya.

Pabrik penggilingan padi itu sebagian besar sudah diratakan dengan tanah, tetapi masih menyisakan bangunan dengan batu bata merahnya. Salah satunya adalah Mulia Batik Paoman yang menempati sudut rijstpellerij tersebut sejak tahun 2007 untuk membuat batik dermayon.

KOMPAS/AGUS SUSANTO Bengberokan atau Berokan, pertunjukan penolak bala.
Di tempat ini pula, selama sebulan penuh diadakan Festival Cimanuk yang diisi sejumlah pergelaran seni khas Indramayu, pasar malam, dan pameran pembangunan.

Puncaknya, 7 Oktober 2015, berlangsung Karnaval 1.000 Perawan Ngarot untuk memeriahkan peringatan Hari Jadi Ke-488 Kabupaten Indramayu. (Agus Susanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com