Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar: Kuliner Sangat Pengaruhi Pariwisata

Kompas.com - 16/10/2015, 12:40 WIB
Khuswatun Hasanah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui sebesar 60 persen pariwisata di Indonesia sangat ditunjang oleh industri kultural atau industri kreatif. Arief juga mengatakan industri kuliner menjadi salah satu industri paling berpengaruh bagi pariwisata di Indonesia.

"Kuliner itu sangat mempengaruhi pariwisata. Sebesar 60 persen pariwisata itu ditunjang oleh cultural industry atau industri kreatif. Misal keuntungan negara kita 10 miliar dollar AS maka 6 miliar dollarnya dari industri kreatif," kata Arief saat ditemui KompasTravel di Gedung Oranye Kompas TV, Jumat (16/10/15).

Menurut Arief saat ini Indonesia menerbitkan 30 ikon kuliner Indonesia. Setiap kota akan memiliki kuliner khasnya yang juga menunjukkan identitas kota tersebut.

Arief juga menjelaskan inspirasi strategi pemasaran kuliner dari negara lain seperti China dan Thailand. "Di bidang kuliner, bagaimana China mempengaruhi dunia dengan budaya. Salah satunya adalah dengan budaya kuliner. Thailand juga," kata Arief.

TRIBUN JOGJA/HAMIM THOHARI Soto Bathok Mbah Katro di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta yang semerbak kaldu sapi dan taburan daun seledri. Disajikan di dalam tempurung kelapa lengkap dengan lauk pauknya
Menpar juga menceritakan bagaimana Thailand begitu pesat dalam memperkenalkan kuliner khasnya kepada dunia. Menurut Arief, jika di sebuah negara akan didirikan tempat makan berunsur makanan Thailand, maka pemerintah Thailand akan memberikan support dana sebesar 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1 miliar.

"Kita buka restoran Thailand, pemerintah Thailand akan support 100.000 dollar AS agar orang Indonesia bisa kenal makanan Thailand. Di Indonesia banyak restoran thailand apalagi di Australia banyak restoran thailand," ucap Arief.

Arief memaparkan, Indonesia harus cerdik dalam menyiasati industri kulinernya secara kreatif seperti halnya China berinovasi dalam pengembangan industri kulinernya di kancah dunia. "Kalau dulu cari makanan China ada di China Town. Restoran china akhirnya tak hanya di China Town tapi di seluruh dunia. Nah ini mengakibatkan orang ingin mencoba restoran tersebut," kata Arief.

Di Indonesia, lanjut dia, kuliner khas seperti dari Padang dan Solo bisa dijadikan produk untuk diekspor ke negara lain, tentunya dengan standardisasi tertentu. Hal tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kuliner Indonesia di mata dunia.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Makanan tradisional khas Belitung di Rumah Makan Belitong Timpo Duluk, Jalan Lettu Mat Daud, Kampung Parit, Kelurahan Parit, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Minggu (16/4/2015).
"Kalau fashion kan di Indonesia bisa hijab, saya menyebut bukan hijab tapi modest fashion supaya bisa digunakan oleh orang mana pun. Nah itu kita promosikan di tempat lain, kalau menarik nanti pasti semua akan datang ke indonesia," kata Arief.

Menpar sangat optimistis dengan penyelenggaraan Konferensi Kota Kreatif Indonesia atau ICCC 2015 di Kota Solo pada 22-25 Oktober 2015 akan menghasilkan jaringan kota-kota kreatif yang bersinergi untuk menciptakan kreativitas dan berdampak pada perekonomian kreatif di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com