Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerasukan, Puluhan Orang Jadi "Kerbau" di Banyuwangi

Kompas.com - 19/10/2015, 10:08 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com -Puluhan orang di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi,  kerasukan menjadi "kerbau" pada tradisi Keboan yang digelar Minggu (18/10/2015). Acara tersebut merupakan ritual adat masyarakat untuk memohon agar sawah subur dan hasil pertanian melimpah ruah.
 
Kebo atau dalam Bahasa Indonesia berarti kerbau merupakan simbol dari pertanian yang dimanfaatkan petani mulai dari musim tanam hingga panen. Ritual ini diawali dengan selamatan desa dan setelah berdoa bersama, satu per satu laki-laki akan kerasukan dan bertingkah layaknya kerbau.

Mereka akan berkubang di lumpur yang dibuat di setiap penjuru desa. Setiap keluarga mendampingi dengan membawa ember berisi air bersih untuk mengusap wajah mereka yang kerasukan agar tidak tersedak lumpur yang masuk ke mulut dan hidung.

 
"Jadi kalau ada keluarganya yang kerasukan maka keluarga lainnya bawa ember isi air. Kalau berkubang langsung disiram air bersih agar lumpurnya tidak masuk ke mulut dan hidung," jelas Sigit Purnomo, Kepala Desa Aliyan kepada KompasTravel, Minggu (18/10/2015).
 
Selain itu, keluarga juga mengendalikan mereka yang kerasukan agar tidak membahayakan dirinya sendiri seperi menabrak pohon atau terlalu lama memasukkan kepala ke dalam kubangan. Warga yang kerasukan tidak bisa mengelak karena dipilih langsung oleh roh gaib. Bahkan kerasukan bisa juga dialami oleh masyarakat lain desa atau pengunjung yang menyaksikan ritual tersebut.
 
Setelah itu, puluhan warga yang kerasukan kerbau tersebut digiring ke satu lahan sawah dan dibiarkan berkubang cukup lama didampingi oleh keluarga. Lalu mereka berkeliling di jalan kampung.

Mereka sempat berhenti di Balai Desa untuk mendapatkan wewangian dari pawang. Terakhir mereka kembali berkubang di tengah jalan desa sambil menyebar gabah beras. Masyarakat berebut gabah tersebut dan mereka percaya jika diletakkan di sawah maka akan menghasilkan panen yang bagus.

 
Di Desa Aliyan sendiri ada dua dusun yang melakukan ritual keboan secara turun temurun yaitu Dusun Aliyan dan Dusun Sukodono. Menurut legenda yang dipercaya oleh masyarakat Desa Aliyan, Buyut Wongso Kenongo, pendiri cikal bakal Desa Aliyan, sekitar abad 18 mendapatkan petunjuk untuk mengadakan ritual tolak bala.

Buyut Wongso Kenongo memiliki dua putra yakni Buyut Pekik dan Buyut Turi. Buyut Pekik menjadi leluhur masyarakat Desa Aliyan, sementara Buyut Turi menjadi leluhur Dusun Sukodono. Masing-masing keturunan itu yang meneruskan tradisi keboan dan mereka tidak bisa dikumpulkan di satu tempat.

"Jadi yang di Desa Aliyan keliling di kampungnya sendiri, termasuk juga Desa Sukodono. Mereka tidak bisa dipertemukan. Saat warga yang kerasukan ke balai desa pun dilakukan secara bergantian. Jika dilakukan bersamaan makan tidak bisa dikendalikan," jelas Sigit.

 
Selain tradisi Keboan di Desa Aliyan, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki tradisi yang mirik di desa Alasmalang yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Oktber 2015 dan masuk dalam agenda Banyuwangi Festival 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com