Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisman Minati Merapi dari Sisi Selatan

Kompas.com - 27/10/2015, 13:46 WIB
SLEMAN, KOMPAS.com - Jalur pendakian Gunung Merapi di sisi selatan lebih banyak diminati wisatawan asing pascaerupsi 2010. Mereka ingin melihat sisa-sisa dampak terjangan awan panas yang melanda kawasan tersebut.

"Dalam satu bulan ada sekitar 300 hingga 350 wisatawan asing yang meminta jasa Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) setempat untuk dipandu menyusuri kawasan selatan Gunung Merapi," kata Ketua Pokdarwis Pranabinangun, Kaliurang, Pakem, Kabupaten Sleman, Christian Awuy, Senin (26/10/2015).

Menurut Christian, wisatawan mancanegara tersebut sangat tertarik dengan sisa-sisa erupsi Gunung Merapi 2010 dan kawasan yang terdampak.

"Namun, mereka tetap di wilayah yang aman. Jadi tidak ada masalah. Setelah erupsi ini, peminatnya malah semakin tinggi, karena dapat melihat secara jelas kerusakan hebat bencana erupsi Gunung Merapi," ungkapnya.

Christian mengatakan, peminat dari wisata alam ini, didominasi wisatawan asing dari Eropa. Terutama Perancis dan Inggris.

KOMPAS.COM/MENTARI CHAIRUNISA Bunker yang dibangun Pemkab Sleman untuk berlindung ketika Gunung Merapi meletus.
"Dari sekitar 350 orang dalam satu bulannya, 98 persen di antaranya merupakan turis asing. Kalau untuk wisatawan lokal hanya sedikit. Wisatawan asing yang memakai jasa pemandu ini yang sudah berumur. Penat dengan pohon-pohon di kota besar, yaitu bangunan-bangunan tinggi. Mereka ingin peduli lingkungan," tuturnya.

Christian memaparkan, biaya yang dikenakan per orangnya dibebankan sebesar 25 dollar AS. Minimal, untuk mendapatkan jasa ini harus berkelompok paling tidak empat orang.

"Jalur yang digunakannya, yaitu dari Sungai Kuning ke utara. Kemudian sampai di daerah Kinahrejo, di kawasan bekas rumah juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, mengambil ke timur. Ketemu Sungai Gendol, kemudian mengikuti jalur ke utara. Ini medium trek. Hanya sampai ketinggian 900 mdpl saja," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk tim pemandunya sudah mempunyai bekal yang cukup. Karena wisata ini sebenarnya sudah sejak 1983.

"Tim pemandu kami ada tiga. Mereka juga sudah mempunyai bekal fasih berbahasa Inggris," ujar Christian.

KOMPAS.COM/MENTARI CHAIRUNISA Monumen The House of Memory yang terbuat dari tulang sapi yang turut menjadi korban tumpahan lava pijar Merapi.
Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Dhany Suryawan mengatakan wisata pendakian melalui jalur selatan yang hanya sampai 900 mdpl ini masih berada di wilayah yang aman.

"Alurnya mulai dari Gandok kemudian Kali Ledok Lutung dan kemudian ke Watu Kemloso (dekat kampungnya Mbah Marijan). Yang sering-sering memang para turis asing mendaki Gunung Merapi sisi selatan sampai ketinggian sekitar 900 mdpl," kata Dhany.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com