Gubernur Jeju Won Heeryong mengakui Pulau Jeju belum memiliki fasilitas yang maksimal untuk menjadi destinasi wisata ramah Muslim. "Tapi kami mempersiapkan beberapa hal, tidak sekedar menyediakan makanan halal," tuturnya pada sebuah kesempatan bertemu jurnalis dan blogger dari berbagai negara termasuk Indonesia, di kantor dinas pariwisata Jeju, Jeju, Korea Selatan, Sabtu (7/11/2015).
Ia menjelaskan pihaknya juga tengah mempersiapkan fasilitas ramah Muslim, seperti mushola dan petunjuk arah kiblat. "Kami belum memiliki petunjuk arah kiblat. Tapi kami akan menyiapkan hal tersebut," jelasnya.
Untuk makanan, selama ini wisatawan Muslim bisa menikmati aneka hidangan seafood yang memang andalan pulau ini.
Sementara itu, kendala lainnya yang dirasakan wisatawan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk berwisata ke Jeju adalah tidak adanya penerbangan langsung ke Jeju. Wisatawan Indonesia ke Jeju harus transit di kota atau negara lain. Pilihannya bisa melalui Bandara Incheon, Korea Selatan, Hongkong, atau Bangkok.
"Sebagian besar negara di Asia Tenggara tidak ada penerbangan langsung ke Jeju, biasanya harus lewar Incheon. Kami tengah berusaha mengatasai hal ini," katanya.
Bandara Incheon sendiri berada di mainland (dataran utama) di semanjung Korea. Bandara ini hanya berjarak sekitar dua jam dari Seoul, Korea Selatan. Sementara itu, Pulau Jeju berada jauh di selatan semenanjung Korea. Lokasi pulau ini berada di tengah China, Korea, dan Jepang. Dengan pesawat, dari Bandara Internasional Incheon ke Bandara Internasional Jeju ditempuh selama satu jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.