Gunung Rinjani sendiri berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Namun sayang, saat musim berkunjung sedang tinggi-tingginya, Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani justru erupsi, menyebabkan segala pendakian ditutup. Maka hilanglah penghasilan mereka.
"Di sana porter-porter pada teriak sudah, karena semua membatalkan datang," ujar Pemandu Rinjani Andi Eka Karia Selasa (3/11/2015) lalu saat menjemput tim KompasTravel dari Bandara Internasional Lombok.
Saat KompasTravel datang ke Sembalun, sebagian besar masyarakat beralih ke pertanian. Sebenarnya disebut beralih juga kurang cocok, karena nyatanya sehari-hari mereka memang petani. Hanya saat mereka harus menjadi proter, sang istri yang akan menggantikan pekerjaan di sawah sementara. Beruntung saat itu sedang banyak pembangunan mesjid. Maka beralihnya sebagian masyarakat menjadi kuli.
Ada juga Amak Bohari. Baru dua kali ia mengantar tamu hingga puncak Rinjani. Amak Bohari baru pulang dari Malaysia. Ia menjadi TKI di sana. Amak Bohari pulang karena tak kuat kerja di kebun kelapa sawit di daerah Sabah.
Dalam sebulan ia hanya dibayar Rp 400.000. Uang itu pun tak selalu bersih ia terima. Seringnya uang dipotong oleh mandor dengan alasan pinjam uang.