Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Riau Bangkitkan Pariwisata

Kompas.com - 18/11/2015, 18:16 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com - Dibanding tetangganya Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Riau jelas masih tertinggal dalam pengembangan dan pembangunan pariwisata. Bahkan, Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengakui, Riau masih malu-malu dengan potensi wisata di daerah sendiri dan lebih sering melihat obyek wisata tetangganya.

"Tidak masanya lagi Riau terlena dan diam. Potensi Riau tidak kalah dari daerah lain. Di Singapura pohon karet saja dapat menjadi obyek wisata. Riau sebagai daerah terbesar perkebunan kelapa sawit di Indonesia, tentu dapat menjual wisata agro kelapa sawitnya," kata Arsyadjuliand Rachman, pada peresmian Cerita Baru Center di Pekanbaru, Rabu (18/11/2015) pagi.

CBC itu adalah pusat promosi wisata Riau yang baru yang dipusatkan di Gedung Dinas Pariwisata Riau. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Riau Fahmizal Usman, CBC adalah wadah promosi terpadu untuk menjual wisata Riau.

Dalam CBC ada kerja sama seluruh pihak yang secara bersama-sama menjual wisata Riau. CBC bekerja sama dengan media resmi maupun media sosial, asosiasi wisata, maskapai dan komponen bisnis lainnya.

"Segala hal tentang wisata Riau akan diceritakan dalam CBC. Siapapun yang ingin memajukan wisata Riau dapat bergabung di sini. Kami tidak memilih nama 'pusat turis' namun 'cerita baru', agar semua dapat diceritakan dan disampaikan," ujar Fahmizal.

Arsyadjuliandi mengatakan Riau tidak ingin muluk-muluk dengan pengembangan obyek wisata baru. Obyek-obyek yang selama ini sudah ada, akan diperbaiki. Perbaikan terutama infrastruktur. Tidak mungkin menjual obyek wisata apabila jalan menuju lokasi hancur.

"Sekarang orang yang mau melihat Istana Siak, sudah menyenangkan. Jalan raya dibangun mulus dan bersih. Namun, orang yang ke Siak tentu tidak hanya ingin melihat istana, sehingga perlu dicarikan obyek lain yang berdekatan. Ini yang sedang disiapkan," kata Andi, panggilan akrab Arsyadjuliandi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com