"Ini namanya Monmon, usia dua tahun," ujar Kepala Seksi Bawah Laut Disbudpar Beltim, Adiguna di Kantor Disbudpar, Senin (23/11/2015).
Monmon adalah tarsius khas Belitung (Tarsius bancanus sp). Sejatinya di alam liar, hewan sejenis Monmon hanya muncul malam hari. Matanya akan menyala di antara dedaunan.
Sebelum tinggal di Kantor Disbudpar Beltim, Monmon sempat kena perangkap warga. Karena kondisinya yang mengenaskan, Monmon 'ditebus' oleh pihak Disbudpar dan dipelihara.
"Awalnya dia berpasangan, tapi pasangannya meninggal," terang Adi.
Monmon adalah jenis hewan monogami. Ia bisa hidup hingga 15 tahun. Tapi jika pasangannya meninggal, hewan ini cenderung depresi dan mati lebih cepat. Makanan Monmon sehari-hari belalang. Pengunjung bisa mencoba memberi makannya.
Matanya yang besar dan kemampuan memutar kepala hingga 180 derajat, membuat Monmon mampu membidik serangga di sekitarnya. Ia akan melompat dengan cepat dan menyambar belalang yang ada. Hati-hati tangan tergigit.
"Sejauh ini sih belum ada ceritanya orang meninggal tergigit tarsius," canda Adi.
Cara minum Monmon juga unik, sangat humanis. Monmon akan menurunkan satu tangannya, mengambil air menggunakan telapak tangan, dan memasukannya ke mulut. Sementara tangan lainnya setia berpegang di tangkai pohon.
Orang Belitung menyebut Monmon sebagai pelilean. Ukurannya kecil, sebesar telapak tangan orang dewasa. Sayang keberadaannya sudah langka. "Bahkan orang luar tidak percaya kita (Belitung) punya tarsius," ujar Adi menyayangkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.