Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksotika Toraja, (Masih) Surga Wisata

Kompas.com - 29/11/2015, 12:34 WIB
KAWASAN puncak Batu Tumonga di Toraja Utara, Minggu (8/11/2015), sejak pagi sudah ramai pengunjung. Wisatawan mancanegara dan Nusantara membaur di beberapa lokasi.

Mereka berkumpul di sebuah jalan yang bersisian dengan lembah dengan pemandangan sawah dan pegunungan terhampar di depan mata.

Menikmati udara dingin sembari menunggu kawanan elang terbang rendah jadi hal yang ditunggu. Hari itu, hamparan sawah yang jadi fokus pandangan, memang tidak sedang menguning atau menghijau karena baru saja dipanen.

Namun tetap saja, pengunjung memadati sepanjang sisi jalan dengan mata memandang jauh ke sawah di lembah.

Sebagian lainnya memilih menikmati hamparan sawah bertingkat tak jauh dari lokasi itu. Bedanya pada hamparan sawah ini, banyak terdapat batu besar yang di dalamnya adalah liang atau kuburan batu.

Kuburan batu tak hanya ada di tengah atau sisi sawah, tapi juga di tebing-tebing di beberapa lokasi.

”Setiap membawa wisatawan ke Toraja, Batu Tumonga adalah salah satu tempat tujuan. Biasanya mereka suka ke sini. Bahkan yang sudah pernah atau beberapa kali datang tetap meminta dibawa ke sini. Terutama jika musim tanam padi,” kata Budiana, pemandu wisatawan.

Batu Tumonga di musim tanam padi adalah hamparan sawah menghijau atau menguning sejauh mata memandang.

Sebagian hamparan sawah ini seperti permadani yang terhampar luas dan seperti anak tangga beludru di beberapa bagian lainnya. Dari puncak ini juga, desa-desa di Toraja bisa dilihat dari ketinggian.

Tentu Toraja tak hanya Batu Tumonga, tapi juga banyak obyek lain. Kuburan batu, kuburan gantung, rumah adat, arca batu, melihat orang menenun kain tradisional Toraja, hingga perkebunan kopi juga menjadi bagian yang tak boleh dilewatkan jika mengunjungi daerah ini.

Apabila ingin lebih lengkap, carilah literatur tentang upacara kematian dan datanglah saat upacara digelar.

Maka, berwisata ke Toraja akan menjadi paripurna dengan menyaksikan langsung bagaimana upacara rambu tuka’ atau rambu solo digelar.

KOMPAS/ARBAIN RAMBEY Kerbau-kerbau tidak langka masih bisa menjadi istimewa kalau menjuarai sebuah acara adu kerbau. Kerbau pemenang akan mengejar kerbau pecundang.
Berbagai tarian, ritual, penyembelihan kerbau dan babi, bagaimana seluruh kerabat berkumpul dan bahu-membahu menyelenggarakan ritual adat dan tradisi, hingga bagaimana jenazah dimasukkan ke liang batu atau dinaikkan ke tebing adalah bagian dari prosesi yang sayang untuk dilewatkan.

Paduan keindahan

Tana Toraja dan Toraja Utara adalah paduan keindahan alam, budaya, tradisi, sekaligus sejarah. Itulah mengapa daerah ini masih menjadi magnet sekaligus surga wisata di Sulawesi Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com