Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Masa Kesibukan Pulau Onrust

Kompas.com - 30/11/2015, 08:31 WIB
BERJALAN di antara reruntuhan sisa bangunan benteng Vereenigde Oostindische Compagnie yang berlumut bak memutar film sejarah masa kolonial. Deretan papan informasi, foto, dan suara pemandu wisata membuat aktivitas di Pulau Onrust hidup di imajinasi.

Makam keramat, reruntuhan gedung, dan pohon-pohon tua yang rindang menjadi saksi tiga kali peralihan fungsi pulau ”sibuk” di utara Jakarta ini.

Tugu bercat coklat dengan kepala berbentuk kincir angin khas Belanda menyambut para pengunjung pulau yang berada di perairan Laut Jawa ini.

Menapaki paving jalan, patahan tembok bekas bangunan barak karantina haji yang bercat putih terlihat. Memasuki bagian dalam bangunan, deretan kamar berukuran besar hingga bekas toilet yang bersekat-sekat masih tersisa.

Untuk mencapai pulau ini, pengunjung hanya perlu menyeberang 10-15 menit dari Pelabuhan Muara Kamal, Jakarta Utara. Jarak Pulau Onrust dari Muara Kamal sekitar 14 kilometer.

Berbeda dengan pulau lain yang memikat pengunjung dengan keelokan alam, Onrust menawarkan wisata sejarah nan magis. Sembari jeda dari rutinitas aktivitas di Ibu Kota, menapaktilasi eksistensi masa penjajahan abad ke-17-18 bisa menjadi pilihan.

Mata Yoga Permana (21) lekat membaca papan informasi yang berada di salah satu museum di Pulau Onrust. Sesekali, ia membidikkan kamera videonya ke sekeliling ruangan. Bersama seorang teman laki-lakinya, ia mengobrol dan mengamati benda-benda bersejarah yang ada.

”Belajar sejarah tak melulu dari buku. Dengan hadir di sini, kita bisa benar-benar merasakan atmosfer sejarah masa lalu dengan melihat benda peninggalan yang ada,” ujar Yoga, bersemangat.

Mahasiswa Jurusan Penyiaran (broadcasting) Universitas Mercu Buana Jakarta itu juga sedang membuat laporan tentang makam tokoh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Kartosuwiryo.

Ia mewawancarai beberapa pengunjung untuk mengetahui seberapa pengetahuan mereka tentang sejarah. Di pulau ini, memang ada dua makam keramat yang salah satunya diduga pusara Kartosuwiryo.

Galangan kapal

Berdasarkan arsip Taman Arkeologi Onrust, pulau ini pernah menjadi pusat bongkar muat komoditas dagang dan galangan kapal VOC, Belanda. Aktivitas tanpa henti di pulau ini membuat orang-orang Belanda menjulukinya sebagai Onrust atau tak pernah beristirahat—dalam bahasa mereka.

Namun, saking banyaknya kapal yang berlabuh di pulau itu, penduduk setempat mengenalnya sebagai Pulau Kapal. Jauh sebelum pulau ini dimonopoli VOC, raja-raja Banten menggunakannya sebagai tempat istirahat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com