Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar Apresiasi Pengembangan Pariwisata Sawahlunto

Kompas.com - 01/12/2015, 16:12 WIB
SAWAHLUNTO, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat mengembangkan potensi kawasan wisata sejarah di daerah itu.

"Kota Sawahlunto memiliki potensi yang sangat luar biasa, di samping bentang alam yang indah kota ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan cukup menggambarkan bagaimana sebuah kota modern dari abad ke-19 dibangun," katanya di Sawahlunto, Senin (30/11/2015).

Menurutnya, sebagai kota yang saat ini diusulkan menjadi salah satu cagar budaya warisan dunia, Kota Sawahlunto dinilai memiliki peluang besar karena mudah dikembangkan dan memiliki akses yang juga mudah dijangkau.

Menpar mengatakan, kondisi tersebut merupakan sebuah modal besar dan harus dikembangkan secara bersama-sama baik oleh pemerintah pusat, jajaran pemerintah daerah beserta seluruh masyarakat.

"Untuk pengembangan ke depan, Kementerian Pariwisata akan mengambil langkah-langkah strategis untuk dikonsultasikan bersama pihak terkait lainnya, guna mendukung upaya yang sudah dilakukan pihak pemerintah daerah itu," kata Arief.

KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA Wisatawan memasuki Lubang Mbah Suro yang merupakan salah satu peninggalan kegiatan tambang batubara di Sawahlunto, Sumatera Barat, Sabtu (30/5/2015). Kota Sawahlunto yang berada sekitar 90 kilometer dari Padang, ibu kota Sumatera Barat, ini terus menggenjot sektor pariwisata dengan menawarkan destinasi berupa kota tua yang berisi bangunan dan fasilitas sisa kegiatan tambang batubara yang pernah berjaya sejak 1888 hingga akhir abad ke-20.
Sementara itu, Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan terkait upaya pengembangan kawasan wisata sejarah "Kota Lama" yang saat ini diajukan menjadi salah satu cagar budaya warisan dunia, pihaknya mengaku sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari pihak kementerian tersebut.

"Khusus untuk mengembangkan kawasan wisata sejarah tersebut, kami sudah menganggarkan dana sebesar Rp 3 miliar, sesuai kemampuan keuangan daerah yang ada," kata dia.

Menurut Ali, dana sebesar itu belumlah cukup karena berdasarkan perhitungan biaya dalam perencanaannya, kegiatan pengembangan masih membutuhkan dana sebesar Rp 20 miliar untuk membiayai pengembangan kawasan wisata sejarah serta pembangunan homestay di kota itu.

Ali memaparkan, dukungan sarana infrastruktur tersebut sangat dibutuhkan oleh Sawahlunto guna mendukung terwujudnya visi kota itu sebagai kota wisata tambang yang berbudaya pada tahun 2020.

"Semoga dengan kunjungan Menteri Arief Yahya ini, bisa membuahkan solusi terkait kendala pembiayaan dalam mendukung upaya pengembangan potensi kepariwisataan di kota ini," katanya.

Didampingi Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf beserta rombongan, Menpar Arief Yahya mengunjungi Museum Tambang di kawasan Lapangan Segitiga Kota Sawahlunto untuk melihat secara langsung dokumentasi sejarah pertambangan batubara di kota itu sejak masa penjajahan kolonial Belanda.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Patung pekerja tambang batu bara di Lubang Mbah Suro di Sawahlunto, Sumatera Barat.
Menpar melanjutkan kunjungannya ke salah satu lubang tambang tertua peninggalan Belanda, Lubang Mbah Suro, yang dikembangkan menjadi salah satu obyek wisata tambang oleh pemerintah kota itu.

Setelah mengunjungi Lubang Mbah Suro, rombongan pun melanjutkan kunjungan ke Museum Goedang Ransum. Pada Senin malam, Menpar menutup secara resmi kegiatan Sawahlunto Multicultural Festival di Lapangan Silo Kota Sawahlunto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Travel Update
Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Travel Update
Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Jalan Jalan
Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Travel Tips
12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Travel Update
Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Travel Update
KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

Travel Update
Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Jalan Jalan
Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Jalan Jalan
Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Travel Update
Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Hotel Story
Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com