"Sleeping Buddha" Jadi Daya Tarik Wisatawan ke Wihara Ini

Para wisatawan biasanya datang untuk melihat Patung Buddha Tidur atau dikenal dengan "Sleeping Buddha" pada hari libur.

"Banyak yang datang dari Bogor, Bekasi, Jakarta, Bandung, Tangerang untuk cuma lihat-lihat dan foto-foto. Yang umum ramai datang biasanya hari libur," kata Ketua Pembina Yayasan Buddha Dharma & 8 Pho Sat, Ade Suwanto Dhanujaya (68) kepada KompasTravel saat ditemui di sela-sela Media Trip Ezytravel "Jalan-Jalan Seru Bogor" di Vihara Buddha & 8 Pho Sat, Desa Tonjong, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Selasa (15/12/2015).

Para wisatawan tersebut, lanjut Ade, biasanya datang berkelompok menggunakan agen perjalanan maupun pribadi.

Ade mengatakan jika "Sleeping Buddha" tersebut membuat kagum para wisatawan. "Kalau dari luar negeri dari Jepang, Jerman, Perancis. Mereka kagum dengan patung Buddha Tidur. Rupanya ada patung Buddha Tidur di sini (Indonesia)," jelas Ade.

Para wisatawan tersebut, menurut Ade, mengetahui informasi keberadaan patung "Sleeping Buddha" dari artikel-artikel di surat kabar dalam jaringan maupun cetak. Para wisatawan tersebut juga bervariasi dalam hal agama yang dianut.

"Jadi tidak hanya agama Buddha, tapi non-Buddha juga tertarik untuk tahu," ungkapnya.

Di wihara yang terletak di Desa Tonjong ini, "Sleeping Buddha" berukuran sepanjang 18 meter dan setinggi 5 meter. Patung Buddha ini berada di bawah lindungan atap salah satu bangunan wihara.

Di sisi kiri dan kanan Buddha Tidur, miniatur Buddha duduk berjajar di dalam lemari kaca. Patung ini dimulai dibangun pada tahun 2010 dan diresmikan oleh Djoko Wuryanto selaku Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Agama Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2012.

Selain di Bogor, Jawa Barat terdapat pula patung "Sleeping Buddha" di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto, Jawa Timur, Vihara Dhammadipa Amara Malang, dan Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong, Semarang, Jawa Tengah.