Sejarah kereta api di Sumatera Barat tak lepas dari penemuan tambang batubara berkalori tinggi di daerah Ombilin, Sawahlunto, dengan perkiraan cadangan mencapai 200 juta ton.
Untuk mempermudah pengangkutan, Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api sepanjang 155 kilometer dari Sawahlunto hingga Pelabuhan Teluk Bayur yang dahulu bernama Emmahaven melalui Padang Panjang.
Selain jalur Teluk Bayur-Sawahlunto, Belanda juga membangun jalur Padang Panjang–Bukittinggi-Payakumbuh-Limbangan sepanjang 72 km. Jalur ini dioperasikan untuk mengangkut hasil bumi dari pedalaman Sumatera Barat.
Seiring dengan berkembangnya transportasi darat, kereta api mulai tersisih dan tidak beroperasi sejak tahun 1973.
Pemerintah daerah bersama PT KAI sempat beberapa kali berusaha mengoperasikan kereta api wisata dengan rute menyusuri Danau Singkarak yang menawan dari Solok atau Sawahlunto.
Selain untuk membangkitkan dunia pariwisata juga untuk merawat jalur kereta dan kelengkapannya. Namun, saat ini rute wisata tersebut telah tutup. (Totok Wijayanto)