Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Bekantan di Sungai Hitam

Kompas.com - 17/01/2016, 13:29 WIB
BELUM 100 meter perahu menyusuri Sungai Hitam di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terlihat sekawanan bekantan. Dari rerimbunan bakau dan nipah, kawanan satwa itu mengawasi rombongan wisatawan. Jepretan kamera pengunjung seolah tak mengganggu mereka.

Bekantan sebenarnya satwa pemalu. Namun, mungkin sudah terbiasa bertemu manusia selama bertahun-tahun, lalu jadi begitu. Tetapi kalau didekati lari,” ujar Yoyok, pengemudi kapal kayu yang membawa kami menyusur Sungai Hitam, beberapa minggu lalu.

Ketika mesin dimatikan dan perahu kayu yang muat 10 orang didayung mendekat ke rerimbunan, beberapa bekantan yang memelototi kami segera kabur. Menghilang secepat kilat, hanya menyisakan bunyi gemerisik ranting dan dedaunan.

Beberapa bekantan jantan dewasa, yang sepertinya pemimpin kawanan, bergeming. Tetap mengawasi sembari mengeluarkan suara-suara, primata itu mengirim semacam kode untuk kawanannya, mungkin memberi tahu siapa yang pagi itu berani datang mendekat.

Sedikit deg-degan, ketika perahu melaju di bawah dahan tempat bekantan-bekantan bertengger, hanya berjarak 4-5 meter.

”Kalau bekantan turun melompat ke perahu ini, bagaimana, ya?” tanya Sri Wibisono, salah satu wisatawan, sembari menatap terus ke arah atas.

Bekantan jantan dewasa berbobot 45-50 kilogram dan setinggi hanya 1 meter. Bekantan memiliki gigi taring tajam sepanjang 5-7 sentimeter.

Untunglah, Amiruddin, warga yang ikut mendampingi rombongan, menenangkan. Belum pernah ada cerita bekantan melompat ke perahu.

Ternyata benar, kami baik-baik saja. Perahu pun kembali melaju, diiringi suara mesin yang menderu. Tiba-tiba, ada kejutan lain, yakni beberapa biawak terlihat berjemur di dahan pohon. Kehadiran satwa-satwa itu sedikit tersamar jika dari jauh, karena biawak mahir menyatu dengan dahan.

Rombongan sejenak berhenti, terkesima oleh dua biawak yang panjang tubuhnya sekitar semeter. Biawak termasuk predator bekantan, terutama bayi bekantan. Setelah puas melihat beberapa biawak, perjalanan dilanjutkan. Pemandangan selanjutnya adalah kampung nelayan.

Kampung Padang, namanya. Jika beruntung, wisatawan dapat menjumpai nelayan yang baru saja pulang. Tangkapan mereka seperti udang galah dan aneka ikan segar.

Selepas kampung itu, tak seberapa lama, terhampar Selat Makasar, yang menjadi ujung Sungai Hitam. Puluhan perahu pinisi dengan tiang-tiang yang panjang melengkung bersandar rapi di tepian sungai, menunggu giliran melaut.

Perjalanan menyusur sungai selesai dan rombongan berbalik arah untuk pulang. Cukup 1,5 jam menyusur sungai sepanjang 2,5 kilometer itu. Tidak terlalu melelahkan. Menuju Sungai Hitam pun tidak terlalu jauh, hanya berjarak 50-an kilometer dari pusat Kota Balikpapan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com