Di Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, Jumat (22/1/2016) pagi, sejumlah permukiman masyarakat Tionghoa sudah mulai dihiasi dengan ornamen khas Imlek. Di pusat perbelanjaan juga sudah dihiasi dengan lampion dan dipenuhi dengan musik-musik khas Tionghoa.
Di jalan-jalan utama Kota Pontianak, baru di beberapa titik yang dihiasi lampion. Biasanya, menjelang bulan Februari, hiasan lampion digantung di atas jalan-jalan utama Kota Pontianak untuk menyemarakkan Imlek.
Persiapan juga dilakukan penduduk Kota Singkawang. Sumberanto Tjitra, Sekretaris Panitia Perayaan Imlek 2567 dan Festival Cap Go Meh 2016 Kota Singkawang, menuturkan, sejak dua minggu lalu panitia mulai bekerja.
Tahun ini, panitia menyediakan 10.000 lampion untuk dipasang di jalan-jalan utama Kota Singkawang. Sebagian kini sudah terpasang. Dengan banyaknya lampion, panitia berharap mampu meningkatkan suasana semarak dibandingkan tahun lalu.
Tahun ini, Kota Singkawang menjadi pusat Imlek di Indonesia. Karena itu, harus mampu menarik wisatawan lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Panitia juga membangun panggung utama, pura, dan taman monyet karena tahun ini tahun monyet.
”Kami sudah berdiskusi dengan Wali Kota Singkawang Awang Ishak agar seluruh satuan kerja perangkat daerah dan perusahaan berpartisipasi memeriahkan,” ujar Sumberanto.
Panitia juga menggelar lomba pawai lampion dan menghias halaman rumah dengan menampilkan suasana Imlek. Untuk menambah motivasi peserta panitia memberi hadiah Rp 200 juta bagi pemenang.
Imlek di Solo
Sebanyak 4.000 lampion akan menghiasi kawasan Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, dalam rangka perayaan Imlek 2567/2016. Perayaan imlek tahun ini di Solo dirancang lebih meriah.
Selain 4.000 lampion, juga akan dipasang neon boks berwujud 12 shio di Jalan Jenderal Sudirman, Solo. ”Perayaan Imlek akan dipusatkan di kawasan Pasar Gede dan area depan Benteng Vastenburg,” ujar Sumartono, Jumat (22/1/2016).
Saat ini, pihak Panitia Bersama Imlek secara bertahap mulai memasang lampion-lampion tersebut. Lampion antara lain dipasang di atas jembatan Kali Pepe di depan Pasar Gede, di Jalan Urip Sumoharjo depan Pasar Gede, di atas Kali Pepe, dan di sekitar Kelenteng Tien Kok Sie Pasar Gede, yang merupakan kelenteng tertua di Solo.
Penyalaan lampion direncanakan mulai 28 Januari. ”Saat ini ada sekitar 1.800 lampion yang dipasang dari total 4.000 lampion,” kata Darmawan, Sekretaris Panitia Bersama Imlek.
Sumartono mengatakan, tema Imlek perayaan Imlek 2567 di Solo adalah ”Budaya Imlek Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Saat ini, Imlek tidak lagi menjadi milik masyarakat Tionghoa, tetapi telah menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Saat pergantian tahun baru Imlek, ribuan warga Solo akan berbaur bersama merayakan di kawasan Pasar Gede. Kemeriahan suasana pergantian tahun baru Imlek itu hampir mirip dengan perayaan tahun baru Masehi. ”Itu menandakan Imlek telah menjadi milik semua masyarakat,” kata Sumartono.
Sumartono mengatakan, tahun 2567 merupakan tahun kera api. Karena itu, maskot perayaan Imlek tahun ini adalah kera sakti Sun Go Kong dan Hanoman. Maskot ini sebagai simbol akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. (Emanuel Edi Saputra dan Erwin Edhi Prasetya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.