Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdagang Sejak Masa Penjajahan, Ini Rahasia Kelezatan Soto Betawi Haji Maruf

Kompas.com - 24/01/2016, 11:35 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis


KOMPAS.com - Barisan mobil mewah tepat jam makan siang menutupi bangunan sederhana di dalam Taman Ismail Marzuki. Terpampang tulisan "Rumah Makan Soto Betawi H. Ma’ruf" yang kini sudah masuk ke generasi kedua.

Tetap rumah makan ini ramai sejak zaman penjajahan Jepang dan Belanda, tepatnya sejak tahun 1940. Awalnya dikelola oleh almarhum Haji Maruf.

Pengunjung yang datang sudah pasti wajib mencicipi soto betawi. Terdapat beberapa pilihan isi yang bisa dipesan, ada daging sapi, daging kambing, juga jeroan sapi seperti babat dan paru.

Selain itu ada juga menu lain yang tak kalah nikmat yaitu sate kambing sapi dan yang terbaru ada laksa betawi.

Selain penggunaan rempah-rempahnya yang pas, di sini juga terkenal dengan olahan dagingnya yang empuk dan lezat.

Tidak perlu menunggu lama, saat soto datang aroma rempahnya tercium sangat pekat. Ada sensasi segar dan gurih namun bukan karena gurih penyedap rasa. Muchlis, generasi kedua yang mewarisi RM Soto Betawi H. Ma'ruf dari bapaknya itu, mengatakan bahwa tidak ada yang spesial, itu merupakan campuran banyak sekali rempah tradisional.

“Tekstur dagingnya memang lembut, paling lembut di antara soto lain yang saya makan”, tutur Udin, pelanggan yang rela datang dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Sabtu (23/1/2016).

Saat ditanyakan kepada sang pemilik, ternyata daging mengalami perjalanan panjang sebelum disajikan. Dari mulai diunkep dengan bumbu, dipresto, hingga digoreng.

“Daging yang digunakan pun pilihan dan kita tidak mau ambil posisi daging yang asal, misal dari kepala atau pipi. Kalau sate kita pake has dalam,” ungkap Muchlis.

Jika haus, Anda tidak usah hawatir, berbagai menu minuman siap disajikan kepada pelanggan. Mulai jus spesial, teh tarik, hingga es kelapa muda siap mengobati dahaga Anda.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Bangunan sederhana, Rumah Makan Soto Betawi H. Ma'ruf sudah berdagang lebih dari setengah abad. Racikan bumbunya yang alami, tanpa bahan pengawet, diwariskan turun temurun hingga sekarang, Sabtu (23/1/2016).

Warung yang buka mulai pukul 08.00 hingga pukul 20.30 ini hampir selalu ramai dikunjungi penikmat soto. Muchlis mengatakan setiap hari pengunjungnya hampir rata, tidak ada hari-hari khusus saja ramainya.

“Di sini rata ramainya, hampir setiap hari penuh terus, hanya kalau itu pasti mayoritas keluarga, kalau hari kerja karyawan atau pekerja-pekerja kantor. Alhamdulillah, satu hari bisa menjual 200 porsi soto betawi di sini,” ungkapnya.

Tak heran saat KompasTravel berkunjung ada pelanggan yang jauh-jauh dari Kutai Kartanegara datang untuk membuktikan kelezatan soto ini.

“Sotonya enak, rempahnya terasa, ada rempah asamnya. Kita tahu makanan ini dari booklet saat penerbangan, terpampang alamat rumah makan ini, lalu kita coba membuktikan dan enak,” ujar Mukhlisin yang datang dari Kutai, Kalimantan Timur bersama rekan-rekannya.

Harga satu porsi soto betawi Rp 36.000. Mungkin sedikit lebih mahal dari soto kebanyakan, tetapi dengan bahan berkualitas dan proses pembuatan yang rumit, apalagi rasanya yang lezat, harga tersebut jelas pantas.

Sedangkan laksa betawi Rp 20.000 dan satu porsi sate Rp 38.000. Jika tidak sabar ingin mencoba, silahkan berkunjung ke Komplek Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya Nomor 73, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com