Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dambakan Kesunyian, Turis Asing Dominasi Kunjungan di Pantai Pemuteran

Kompas.com - 28/01/2016, 15:15 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Turis asing mendominasi kunjungan ke Pantai Pemuteran, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sayangnya, turis domestik belum terlalu banyak ke Pantai Pemuteran yang mendunia ini.

"Pasarnya Pantai Pemuteran 90 persen dari wisatawan asing. Sisanya 10 persen dari wisatawan nusantara. Wisatawan asing mendambakan sepi dan kesunyian," kata pemilik Hotel Taman Sari dan tokoh pengembang wisata Pantai Pemuteran, I Gusti Agung Prana (64) kepada KompasTravel di sela-sela acara Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata di Jakarta, Selasa (26/1/2016).

(Baca juga: Pemuteran, Cerita Desa Kumuh yang Mendunia)

Biasanya, lanjut Agung, turis asing datang pada bulan Juni hingga September. Ia mengatakan turis asing yang datang ke Pantai Pemuteran berasal dari Perancis, Amerika, Jerman, Belanda, Belgia, Australia, dan Asia Tengah.

"Setiap hari saja bisa terisi oleh 1.750 kamar. Mereka wisatawan asing menginap di hotel, resor, dan homestay," jelas laki-laki yang juga menjabat Ketua Yayasan Karang Lestari.

Aktivitas yang kerap dilakukan wisatawan antara lain menyelam, meneliti bawah laut, mendaki bukit, meditasi, ataupun sekadar bersantai di pinggir pantai. Agung menyebutkan wisatawan tersebut datang secara individu maupun kelompok.

Pantai Pemuteran berlokasi sekitar 200 kilometer dari Kota Denpasar. Jalur yang dilewati adalah Denpasar-Gilimanuk-Singaraja. 

Pantai Pemuteran lebih dekat jika dijangkau dari dari Pulau Jawa. Cukup menyeberang ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk. Dari Pelabuhan Gilimanuk ke Desa Pemuteran tak sampai satu jam perjalanan darat.

Baru-baru ini, Yayasan Karang Lestari (Bali) dengan kegiatan "Coral Reef Reborn Pemuteran, Bali" baru saja meraih peringkat kedua untuk kategori "Innovation in Non Govermental Organizations" di United Nation World Tourism Organization (UNWTO/Organisasi Pariwisata Dunia PBB). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com