"Subspesies harimau bali dan jawa telah punah. Melalui atraksi pelestarian satwa ini kami ingin jangan sampai subspesies harimau sumatera juga punah," kata General Manajer Bali Safari and Marine Park, William Santoso di Kabupaten Gianyar, Rabu (17/2/2016).
Kehidupan hewan langka itu diangkat dalam kisah yang menceritakan makin berkurangnya populasi harimau di dunia dalam atraksi bertajuk "Dari Predator Menjadi Mangsa".
Berbalut dengan mitologi Bali, pertunjukan itu menekankan kemampuan alami tiga hewan buas itu dalam bermain, berburu, memanjat hingga berenang.
Melalui atraksi tersebut, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan hewan langka yang terancam punah tersebut.
"Kami ingin masyarakat tergerak secara emosional mengenai ancaman kepunahan yang tengah dihadapi harimau saat ini," kata William.
Dunia mengenal sejumlah subspesies harimau di antaranya harimau sumatera, bengal yang terancam punah, sedangkan harimau bali sudah punah sejak tahun 1937 dan begitu pula dengan harimau jawa.
Perburuan habis-habisan oleh manusia untuk mendapatkan kulit dan bulu hewan tersebut untuk diperdagangkan di pasar gelap menjadi penyebab kepunahannya.
Saat ini di Bali Safari seluas 40 hektare tersebut, pengelola merawat 15 ekor harimau. "Tahun lalu ada 11 ekor harimau dan saat ini sudah bertambah menjadi 15 dari hasil pengembangbiakan," ujar William.
Sejumlah pengunjung yang didominasi oleh wisawatan mancanegara itu tampak kagum dengan penampilan hewan langka itu.
"Hanya beberapa saja yang mungkin tersisa di dunia karena sekarang harimau sudah semakin langka," kata Arief, seorang wisatawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.