Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggang Arus di Kota Batik

Kompas.com - 10/03/2016, 14:21 WIB
PEKALONGAN punya wajah lain selain batik. Kota pesisir pantai utara Jawa ini menyembunyikan keelokannya di bawah jeram-jeram di Sungai Sengkarang.

Tiga tahun terakhir, para wisatawan menikmati Pekalongan, bukan hanya dari kainnya, melainkan juga tantangan arus deras sungai dalam wahana arung jeram.

Tersebutlah Sungai Sengkarang yang terletak di Desa Lolong, Kecamatan Karanganyar, Pekalongan, Jawa Tengah. Sungai ini membentang di tiga kecamatan, yaitu Lebakbarang, Karanganyar, dan Doro.

Sejak dulu, Sungai Sengkarang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat sekitarnya. Desa Lolong, di mana Sungai Sengkarang mengalir sampai jauh, dikenal sebagai desa yang kaya hasil bumi.

Salah satu yang populer adalah durian, hingga Desa Lolong memiliki Festival Durian yang digelar saat musim durian tiba pada rentang November-Maret setiap tahun.

Untuk mencapai Desa Lolong, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dengan kendaraan bermotor dari Kota Pekalongan. Lokasi persisnya berjarak lebih kurang 9 kilometer dari Kecamatan Kajen yang merupakan ibu kota Kabupaten Pekalongan, atau sekitar 34 kilometer dari jalur pantura Pekalongan.

Sejak tiga tahun silam, Sungai Sengkarang yang pada beberapa sisi lebarnya mencapai 60 meter ini diberdayakan pemerintah setempat menjadi salah satu tujuan wisata alam.

Sengkarang rupanya masuk dalam daftar sungai yang menantang di Jawa Tengah hingga cocok dijadikan lokasi berarung jeram.

Minggu (28/2/2016) siang, akhirnya tiba giliran kami menikmati pengalaman pertama berarung jeram di Sengkarang. Rasa gembira berada di alam berebut dengan rasa penasaran yang makin menggumpal ketika kaki-kaki kami menjejak bibir sungai.

Suara aliran air yang deras seketika menyergap seluruh indera. Membuat kami tak sabar segera terjun ke dalam sungai.

Koordinator Darat Lolong Adventure, yang mengelola Sengkarang, Maman Firmansyah mengatakan, hari itu ketinggian air Sengkarang sedang bagus.

”Pas untuk rafting karena semalam hujan. Jadi airnya lumayan tinggi,” kata Maman. Sungguh sebuah kebetulan yang menyenangkan!

Dengan adrenalin membuncah, kami melompat memasuki perahu di depan kami dan siap mengarungi jeram-jeram Sengkarang. Hari itu, Rafi (20) bertugas memandu perahu kami.

Perlahan tetapi pasti, perahu karet berisi enam orang itu meluncur ke tengah sungai. Air berwarna kecoklatan seperti siap menelan kami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com