Setelah gerhana matahari lewat, pemerintah daerah dan masyarakat Belitung perlu bergerak bersama agar wisatawan tetap berdatangan, terutama setelah penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Kelayang.
”Setiap pengusaha harus kreatif. Momen GMT (gerhana matahari total) seperti ini harus dimanfaatkan. Belitung baru akan mengalaminya lagi sekitar 350 tahun mendatang,” ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya di sela seminar ”Gerhana Matahari Total: Antara Mitologi dan Fenomena Alam”, Selasa (8/3/2016), di Belitung.
Selain itu, Belitung juga mendapatkan manfaat lain karena pemerintah menetapkan Tanjung Kelayang, kawasan pantai berpasir putih dilengkapi susunan unik batu-batu granit raksasa, sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
Seminar pada Selasa itu diselenggarakan harian Kompas bersama Kementerian Pariwisata serta dihadiri Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi, Bupati Belitung Sahani Saleh, dan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy.
Seminar dimoderatori Wakil Redaktur Pelaksana Kompas Rusdi Amral dengan pembicara antara lain Ketua Program Studi Sarjana, Magister, dan Doktor Astronomi Institut Teknologi Bandung Dhani Herdiwijaya; Rektor Universitas Bangka Belitung Bustami Rahman; Guru Besar Bidang Arkeologi Universitas Indonesia Agus Aris Munandar; budayawan Belitung Salim YAH; dan novelis Andrea Hirata.
Fandi Wijaya, anggota yang membidangi KEK Tanjung Kelayang pada Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Prioritas, menuturkan, 15 syarat untuk pengembangan KEK, termasuk amdal, sudah lengkap.
Ia menekankan, manfaat KEK bukan hanya untuk Tanjung Kelayang, melainkan juga sepulau Belitung. ”Belitung mendapat prioritas pembangunan oleh pemerintah pusat,” katanya. (JOG)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.