Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelabuhan Ketapang Macet, Jumlah Wisatawan di Banyuwangi Menurun

Kompas.com - 14/03/2016, 20:02 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kemacetan yng terjadi di Pelabuhan Ketapang berdampak pada turunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi. Hal tersebut diungkapkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Kompas.com, Senin (14/3/2016).

Ia menjelaskan terjadi penurunan hingga 70 persen khususnya di obyek-obyek wisata Banyuwangi utara hingga mengganggu perekonomian masyarakat di Banyuwangi.

"Saya dapat laporan jika tempat wisata yang ada di Banyuwangi utara sepi pengunjung sampai 70 persen padahal biasanya yang datang sampai ribuan orang terutama 4 hari terakhir kemarin kan masuk akhir pekan," jelas Bupati Anas.

Ia menuturkan hal tersebut termasuk juga rombongan yang akan menuju ke Banyuwangi kota dari arah utara banyak yang memutuskan balik arah dan tinggal sementara di Situbondo karena terjebak macet selama berjam-jam.

Menurut Anas, Kemacetan yang disebabkan karena penerapan SOP untuk pengisian form data penumpang untuk keperluan manifest pasca tenggelamnya KMP Rafelia 2 bisa segera diatasi. Salah satunya adalah dengan menjadikan satu dokumentasi sehingga tidak perlu ada penulisan ulang secara manual.

"Diharapkan solusi ini bisa memangkas pemberangkatan kapal sampai 45 menit. Jadi 30 menit sudah bisa diberangkatkan untuk mengurai kemacetan karena yang dirugikan juga masyarakat," tambahnya.

Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwat Anas saat melihat antrian di Pelabuhan Ketapang yang sempat mencapai 15 kilometer Senin (14/3/2016)
Ia juga meminta agar operator kapal dan regulator sama-sama mengikuti keputusan bersama tersebut sampai menemukan solusi jangka panjang. Anas mengaku akan segera melaporkan kemacetan tersebut kepada Gubernur Jawa Timur dan juga pemerintah pusat termasuk juga solusi yang diambil serta masukan dari beberapa pihak.

"Jika masalahanya ada pada pendataan penumpang untuk manifest nanti kami mendorong untuk lebih praktis menggunakan komputerisasi. Digital tinggal scan kan selesai paling hanya butuh 5 menit. Kita tunggu kebijakan dari pusat," jelas Anas.

Sejak tenggelamnya KMP Rafelia 2, Kementerian Perhubungan melarang kapal jenis LCT untuk mengangkut penumpang termasuk sopir dan kernet truk sehingga antrean bertambah panjang karena tidak ada yang menaiki kapal jenis LCT.

Antrean semakin bertambah panjang ditambah dengan tumpukan kendaraan pasca ditutupnya penyeberangan Ketapang Gilimanuk selama dua hari untuk menghormati umat Hindu di Bali yang merayakan Nyepi. Saat ini deiperkirakan ada sekitar 900 kendaraan besar yang masih mengantri untuk menyeberang ke Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com