Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkampungan Genyem, Destinasi Baru Papua

Kompas.com - 30/03/2016, 19:22 WIB

JAYAPURA, KOMPAS - Dinas Pariwisata Provinsi Papua mengembangkan perkampungan Genyem menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kabupaten Jayapura, selain Danau Sentani.

Pesona wisata yang ditawarkan adalah melihat langsung aktivitas burung cenderawasih, burung khas Papua, yang merupakan salah satwa langka di Indonesia.

Kepala Seksi Promosi Wisata Dinas Pariwisata Provinsi Papua, Ester P Taime mengatakan hal itu di Jayapura, Selasa (29/3/2016).

(BACA: Sanggar Honong Promosi Budaya Papua di Berlin)

Ester mengatakan, perkampungan Genyem adalah lokasi hutan lindung, yang merupakan habitat berbagai jenis burung cenderawasih dan burung langka lainnya.

”Rencananya, kami akan mempromosikan paket wisata lintas alam di perkampungan Genyem, dalam kegiatan Pameran Minat Khusus di Singapura pada 16-18 April. Tema yang diangkat adalah Land of Adventure atau Kampung Petualangan,” kata Ester.

Ia mengemukakan, para wisatawan bisa menginap di rumah warga setempat atau sejumlah hotel berbintang di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, sebelum meninjau lokasi wisata.

”Wisatawan hanya menempuh waktu 1 jam lebih dengan menggunakan kendaraan roda empat dari Sentani ke Genyem. Waktu yang ideal untuk melihat burung cenderawasih sekitar pukul 05.00 dan pukul 16.00 WIT,” ujarnya.

(BACA: Kampung Wisata Samberpasi Andalan Biak Menggaet Wisman)

Menurut Ester, telah tersedia lima warga setempat yang berprofesi sebagai pemandu wisata di destinasi baru tersebut.

”Selain ada lima pemandu wisata, juga terdapat seorang penerjemah untuk melayani wisatawan asing. Selama setahun terakhir, tercatat 300 wisatawan ke lokasi ini selama setahun terakhir,” tutur Ester.

Ester menambahkan, di perkampungan Genyem, para wisatawan tak hanya melihat aneka jenis burung cenderawasih. Namun, lanjutnya, di destinasi tersebut juga terdapat kolam kali biru dan aktivitas menganyam noken dari akar kayu di rumah adat milik warga setempat.

KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI Atraksi lukis kulit kayu sepanjang 1 kilometer pada Festival Danau Sentani 2014.
Andre Liem, pengamat wisata di Papua, mengapresiasi upaya Pemprov Papua memopulerkan perkampungan Genyem. Namun, upaya tersebut harus didukung dengan perencanaan jenis-jenis kegiatan wisata, akomodasi berupa transportasi dan penginapan, yang mudah dijangkau wisatawan.

”Promosi paket wisata tak hanya memberikan brosur. Pemda harus mengoptimalkan semua potensi wisata hutan lindung di Papua yang luar biasa. Banyak aneka macam burung yang tak ditemukan di daerah lain di luar Papua,” kata Andre.

Minim kunjungan

Sementara itu, puluhan perajin lukisan kulit kayu dan nelayan di sekitar Danau Sentani di Kampung Harapan mengeluhkan minimnya jumlah kunjungan selama enam bulan terakhir setelah berakhirnya Festival Danau Sentani (FDS).

”Selama sebulan, saya hanya mendapatkan tiga wisatawan yang menaiki kapal untuk berkunjung ke pulau-pulau di sekitar Danau Sentani. Padahal, saat FDS pada Juni lalu, saya bisa mendapatkan 10 penumpang per hari,” kata Timoteus Ohe (38), nelayan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura Yery F Dien, ketika ditanya soal itu, mengakui minimnya jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Sentani.

Karena itu, lanjut Yery, pihaknya telah mengupayakan upaya promosi kebudayaan Sentani dengan mengirimkan Sanggar Tari Honong ke Berlin, Jerman. (FLO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com