Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Budaya Cirebon dalam Modernitas

Kompas.com - 01/04/2016, 19:14 WIB

MAL boleh dibilang salah satu simbol modernitas. Di sana segala yang baru, mulai dari kuliner hingga teknologi, tersaji untuk dikonsumsi. Akan tetapi, mungkinkah soal sejarah, seni, dan budaya yang sudah berabad-abad silam dapat dijumpai di sana?

Kirab Budaya Cirebon, pameran seni budaya yang digelar di Cirebon Super Blok (CSB) Mall di Kota Cirebon, Jawa Barat, dalam dua pekan terakhir, dapat menjadi contoh.

Kegiatan yang diinisiasi Keraton Kasepuhan Cirebon bersama CSB Mall dan didukung Pemerintah Kota Cirebon itu menyajikan berbagai seni budaya khas ”Kota Wali” tersebut.

(BACA: Saatnya "Traveling" ke Cirebon, Tiket KAI Dijual Mulai dari Rp 65.000)

Ketika memasuki pintu utama mal, replika kereta kencana Singa Barong terpajang megah di atas karpet merah. Kereta Singa Barong merupakan paduan bentuk burung (paksi/burung), naga, dan gajah.

Burung dalam kereta itu mewakili Buraq, naga mewakili pengaruh Tiongkok, dan liman atau gajah simbol Ganesha dalam Hindu. Pengunjung pun antusias bertanya hingga berswafoto.

Sejak dibuka pada 15 Maret, sejumlah seni tradisi mengisi ruang mal yang hanya menjadi ruang lalu lalang dan belanja ini itu. Tari topeng, bunyi gamelan, tarling (gitar suling), sintren, bahkan tarian Angklung Bungko yang nyaris punah dapat disaksikan selama dua pekan.

(BACA: Wisata Sehari ke Cirebon, Contek "Itinerary" Berikut Ini)

Stan pameran ciri khas Cirebon, seperti lukisan kaca, gerabah Sitiwinangun, dan rotan, terpajang di lantai 1 mal. Di lantai 2 terdapat kuliner Cirebon, seperti nasi jamblang dan empal gentong.

”Anak muda sekarang lebih memilih pergi ke mal dibandingkan dengan ke keraton. Jadi, kenapa tidak menghadirkan suasana budaya tradisional Cirebon?” ujar General Manager Cirebon Super Blok Mall Gunadi Iksan.

Kirab Budaya Cirebon menjadi informasi awal bagi pengunjung untuk mengenal lebih dalam seni budaya Cirebon. Kirab yang kali pertama digelar itu tak dapat berlangsung tanpa kerja sama dengan pihak keraton.

”Ke depan, kami akan merutinkan acara ini, dua atau tiga kali setahun. Mal bukan untuk buang uang saja, melainkan bisa dimanfaatkan mendapatkan pengetahuan juga,” ujarnya.

Terlebih lagi, sejak beroperasinya Tol Cikopo-Palimanan pertengahan 2015, arus manusia dan barang kian bergeliat.

Pada hari biasa, sekitar 14.000 pengunjung memadati CSB Mall dan meningkat hingga 16.000 pada akhir pekan. Sebelum adanya Tol Cipali, hanya sekitar 8.000 pengunjung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com