JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai ikon durian khas Indonesia, durian merah masih butuh banyak pembudidaya, agar bisa manjadi ikon dan memenuhi kebutuhan pasar.
"Kita ingin sekali durian ini sebagai ciri khas Indonesia, tapi saat ini masih dalam tahap pengembangan butuh lebih disebarluaskan agar bisa memenuhi permintaan pasar," ujar Eko Mulyanto, salah satu peneliti dan pembibit Durian Banyuwangi kepada KompasTravel, sesaat setelah mengisi talkshow dalam acara Pesta Durian 2016, Sabtu (2/4/2016).
Dalam acara Pesta Durian 2016 yang berlangsung di Mal Artha Gading pada 2-10 April 2016, pengunjung yang penasaran dengan durian merah, menyerbu para pembudidaya durian tersebut untuk meminta saran agar bisa mencoba membudiayakan di daerahnya juga.
Alvin, contohnya. Pengunjung asal Jakarta ini mengaku memiliki lahan seluas dua hektar untuk menanam durian merah.
“Mau coba nanam, ada lahan dua hektar di kampung sayang kalau gak dimanfaatin, kebetulan saya maniak durian juga,” ujar Alvin kepada KompasTravel.
Bagi yang serius berminat membudidayakan durian merah, Eko Mulyanto selaku peneliti dan pembibit Durian Banyuwangi memberikan langkah-langkahnya kepada KompasTravel.
Ia mengatakan siap membantu bagi yang ingin serius membudidayakannya. Berikut langkah-langkah untuk memulai budidaya ikon durian Indonesia:
1. Coba secara langsung Durian Merah di kebunnya
Hal tersebut untuk memilih, jenis durian mana yang sesuai dengan rasa yang diinginkan. Karena di Banyuwangi terdapat 65 jenis durian dengan 11 jenis yang layak ekspor.
Anda bisa datang langsung ke Banyuwangi, Jawa Timur, di tempat pembibitan durian merah. Eko mengatakan untuk ke sana sangat mudah, dekat dari Bandara Blimbingsari dan hampir semua pelayanan umum tahu tempat budidaya durian merah Banyuwangi.
Perlakuan tersebut diberikan semirip mungkin dengan kondisi alam Banyuwangi, seperti paparan sulfur yang tinggi dari Gunung Raung dan Kawah Ijen setiap harinya.
Selain itu durian merah memerlukan 26 unsur mineral mikro alumunium, baron, silica, lantrium, dan yang lainnya.
Namun Eko mengatakan jika sudah ada di lokasi baru, tidak perlu diberikan secara manual lagi. Metode-metode yang didapatkan pohon durian di alam asalnya, diadopsi di lokasi yang baru. Sehingga produksinya akan menyamai daerah asalnya, atau bahkan melebihi kualitas asalnya.
“Bibit bagus kalau tidak dirawat, diolah dengan baik tidak akan menjadi lebih baik,” ujar Eko.