Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2016, 16:11 WIB
Reza Pahlevi

Penulis

KOMPAS.com - Liburan ke Bali, seketika terlintas dalam ingatan sejumlah destinasi indah. Pantai-pantai eksostis seperti Pantai Kuta, Seminyak, dan Lovina, misalnya.

Namun, bagi Echa (27), Pulau Dewata punya keindahan lain yang tak kalah eksotis. Plus, bisa disebut menantang, termasuk untuk berfoto diri alias selfie.

Bagi Echa, ke Bali adalah untuk mendaki gunung. Dia memilih Gunung Batur sebagai target liburannya kali ini.

Berlokasi di Kintamani, Kabupaten Bangli, perjalanan menuju Gunung Batur akan memakan waktu sekitar tiga jam dari Denpasar, Ibukota Pulau Dewata.

Echa memilih menyewa sepeda motor dari Denpasar. Begitu tiba pos satu di Gunung Batur, ia mendaftar untuk mendaki gunung tersebut. Setelah itu, dia punya waktu untuk beristirahat, karena pendakian baru akan dimulai selewat tengah malam, tepatnya pukul 01.00 Wita.

Persiapan sudah dilakukan Echa sejak dari Jakarta, tempat tinggalnya. Adapun khusus untuk mendaki gunung ini dia pun wajib membawa dua liter air minum.

Selain itu, bersama sejumlah peralatan lain untuk memastikan kenyamanan dan keselamatannya dalam perjalanan ke puncak, Echa memastikan pula ada ponsel kamera di kantong jaketnya. Persiapan pun sudah terasa lengkap, tak ada yang tertinggal.

Berbaris bersama turis lokal dan mancanegara, Echa mengingat detail paparan dari guide pendakian. Gunung Batur adalah salah satu gunung yang menawarkan pemandangan matahari terbit mempesona. Sunrise di sini akan terlihat muncul dari ufuk di pundak Gunung Agung. Terbayang foto apa saja yang akan dia bawa pulang nanti, selfie sudah jadi salah satunya.

Menikmati kebersamaan dan hangatnya terbitnya matahari di Gunung Batur, Bali

Di puncak Gunung Batur, ada bangunan tempat para pendaki membuat teh dan kopi sembari menanti matahari terbit. Di sini, Echa sudah mulai “beraksi” dengan ponsel kameranya. Minim cahaya sebelum fajar tak menyurutkan aktivitasnya mengabadikan beragam kegiatan dan polah para pendaki.

Dulu, berfoto di lokasi seperti ini sering membuat Echa repot. Sudah capek mendaki, foto yang dihasilkan hanya buram, karena kurang cahaya. Sebaliknya, saat sunrise, foto selfie-nya malah gelap, karena backlight. Belum lagi baterai yang boros. Namun, sekarang persoalan itu sudah punya solusinya.

Puncak Gunung Batur menjadi saksi untuk aksi Echa. Ponsel kameranya adalah jawaban atas pengalaman pada masa lalu untuk urusan potret-memotret di lokasi dan kondisi seperti ini. Minim cahaya bukan lagi persoalan, sekalipun untuk selfie memakai kamera depan.

Ponsel kamera yang dibawa Echa punya resolusi kamera depan 16 megapiksel, yang didukung sensor 1/3.1 dan bukaan f/2.0. Fitur pendukung untuk selfie di ponsel itu pun menyediakan screen flash dari layar, dalam paket fitur Hi-Light Camera. Backlight pun bukan lagi masalah dengan fitur di paket ini.

Doc Oppo Ponsel untuk selfie menyediakan sejumlah fitur untuk mendukung pemotretan dalam ragam pencahayaan, baik kelebihan maupun kekurangan cahaya.

Masa pakai baterai juga tak lagi kendala. Dengan kapasitas baterai 2.850 mAh, ponsel kamera punya pula teknologi pengecasan ulang cepat, VOOC Flash Charge, yang bisa memastikan waktu tunggu di pos pendakian mendapatkan kapasitas baterai penuh saat pendakian dimulai.

Untuk perempuan di kisaran usia 20-an tahun seperti Echa, ponsel kamera menyediakan pula satu fitur penting yang memastikan penampilan optimal di foto selfie. Fitur itu adalah Beautify 4.0 dalam skala 1-7, untuk meminimalkan semua noda dan kerut di wajah.

Kembali ke Jakarta, Echa tak hanya punya cerita bahwa Bali bukan cuma pantai. Cukup berbekal ponsel kamera, semua foto selfie-nya, baik itu sendiri maupun bersama sesama pendaki, menjadi bukti ada pesona lain di Bali. Tak perlu banyak kata pula untuk dia bercerita, karena foto-fotonya sudah jelas menuturkannya.

Mau mengikuti jejak langkah Echa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com