Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klinik Kopi, Ngopi Santai di Lokasi "Shooting" AADC? 2

Kompas.com - 26/04/2016, 16:13 WIB
Kontributor Travel, Adhika Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Euforia penayangan perdana film Ada Apa dengan Cinta 2 pada hari Sabtu (23/04/2016) lalu di Yogyakarta, mampu menarik perhatian penikmat film. Apalagi Yogyakarta terpilih sebagai kota untuk menayangkan film ini pertama kalinya di Indonesia.

Yogyakarta dipilih untuk gala premier dilm AADC2 karena hampir 70 persen proses syuting berlokasi di kota budaya ini. Syuting dilakukan di pasar tradisional, bangunan bersejarah, padepokan seni, kedai kopi, hingga sebuah restoran modern.

Salah satu tempat yang menjadi lokasi syuting AADC 2 adalah sebuah kedai kopi di bagian utara Yogyakarta. Kedai tersebut bernama Klinik Kopi yang dimiliki oleh Pepeng.

“Awalnya saya tidak menyangka juga kalau Klinik Kopi dipilih menjadi salah satu lokasi untuk syuting AADC 2 oleh Mbak Mira Lesmana dan Mas Riri Riza, tapi setelah ngobrol banyak akhirnya syuting dilakukan di sini,” ujar pria yang membuka Klinik Kopi sejak 2013 lalu.

Pepeng menuturkan bahwa dia tidak pernah menyampaikan ke publik bahwa Klinik Kopi dipilih sebagai lokasi syuting AADC 2. Namun Dian Sastrowardoyo sempat mengunggah foto Pepeng saat berdiskusi dengan Mira Lesmana di akun instagram @therealdisastr.

“Dari foto yang diunggah tersebut, banyak pelanggan Klinik Kopi yang menanyakan mengenai syuting AADC 2 di tempat ini kepada saya,” ujar Pepeng saat ditemui Sabtu (2/04/2016) lalu.

Salah satu adegan adalah kunjungan dua pemeran utama AADC 2 saat menikmati kopi buatan Pepeng. Proses syuting dilakukan apa adanya seperti saat Pepeng melayani pelanggan lainnya.

Sayangnya, saat ditanya jenis kopi yang dinikmati oleh pemeran AADC 2, Pepeng hanya menjawab dengan senyuman.

Klinik Kopi yang terletak di Gang Madukoro, Jalan Kaliurang KM 7,5, Sleman, Yogyakarta ini memang lokasinya agak menjorok dari jalan utama. Penampakan klinik ini dari depan lebih mirip dengan sebuah rumah unik yang didominasi dengan tanaman di sekitarnya.

KOMPAS.COM/ADHIKA PERTIWI Kisah yang diceritakan Pepeng mengenai proses pengolahan kopi dimulai sejak pemilihan biji kopi hingga penyajian kepada konsumen.
“Sebenarnya ini tempat kerja sekaligus rumah untuk saya, konsepnya adalah rumah tumbuh yang eco-friendly. Jadi saat pengunjung datang, akan disambut jalan setapak kecil untuk masuk ke ruang terbuka yang dipakai untuk nongkrong sambil menikmati kopi,” ujar Pepeng.

KompasTravel yang beberapa kali berkunjung ke Klinik Kopi menyadari bahwa setiap kali datang ke Klinik Kopi, selalu saja ada perubahan di tempat ini. Misalnya dengan adanya penambahan lantai 2 dan adanya foto-foto tentang sejarah kopi yang menghiasi interior ruangan lantai 1.

Konsep eco-friendly menjadi komitmen tersendiri yang diterapkan oleh Klinik Kopi, misalnya air bekas cucian gelas di saring sebelum masuk ke kolam ikan yang mengelilingi area terbuka. Air tersebut juga dimanfaatkan untuk mengaliri atap agar menciptakan suasana adem saat siang hari yang panas.

 
Untuk Anda yang ingin menikmati seduhan kopi di open bar Klinik Kopi, jam operasional untuk evening brewing dimulai pada pukul 4 sore hingga pukul 10 malam. Hanya dengan harga  Rp 15.000 per cangkir, Anda dapat menikmati kopi lengkap dengan kisah perjalanannya hingga ke tangan Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com