LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Aneka warna layang-layang dipasang berjejer rapi di Desa Panggoi, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh, Jumat (29/4/2016). Sejumlah pembeli memperhatikan aneka layangan hias yang dipasang persis di sisi jalan lintas nasional Medan-Banda Aceh itu.
Musim layangan telah tiba. Penjual layangan juga bisa ditemui di sisi jalan nasional Medan – Banda Aceh di Keude Bayu, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara. Di sana juga berjejer aneka warna dan model layangan.
Salah seorang pedagang layangan, Ramadhan di Desa Panggoi, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe kepada KompasTravel menyebutkan khusus di Aceh dikenal beberapa model layangan yaitu model layang tunang, rajawali, kupu-kupu, layang mirip manusia, layang model bulan dan aneka model lainnya.
Musim layangan di Aceh dimulai sebulan sebelum ramadhan tiba. Saat itu, tua dan muda beramai-ramai menaikkan layangan ke angkasa. Aneka warna dan layangan menghiasi langit Aceh.
“Ini rutin tiap tahun. Kami produksi menjelang bulan puasa,” sebut Ramadhan.
Harga layangan pun terbilang murah. Dipatok antara Rp 20.000 – Rp 100.000 per layangan.
Untuk memproduksi layangan, Ramadhan dan teman-temannya berbagi tugas. Ada yang membuat rangka layangan saja. Ada pula yang khusus menggunting kertas dan sebagian lagi memasang kertas ke rangka yang telah disiapkan.
Kini, saban hari Ramadhan memajang layangan di pinggir jalan itu. Sekali waktu pengendara akan singgah. Membeli satu atau dua layangan untuk dibawa pulang.
Nah, ini saatnya bersenang-senang di musim layang-layang. Anda ingin mencoba, silakan bermain layang-layang dan mewarnai angkasa dengan berbagai model dan warna layangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.