Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pura Pasar Agung, Jalur "Antimainstream" Mendaki Gunung Agung

Kompas.com - 02/05/2016, 14:31 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Mayoritas wisatawan yang mendaki Gunung Agung, Bali, memilih jalur lewat Pura Besakih. Padahal ada dua jalur lainnya, salah satunya Pura Pasar Agung di bagian selatan.

Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, dipandang sebagai gunung paling sakral di Pulau Dewata bagi umat Hindu Bali. Puncaknya merupakan titik tertinggi Pulau Bali, yaitu 3.142 mdpl.

Gunung tipe stratovolcano ini menjadi salah satu destinasi mendaki gunung, selain juga Gunung Batur. Masyarakat Hindu Bali percaya, Agung adalah gunung tempat bersemayamnya dewa-dewa.

Mayoritas wisatawan mendaki Gunung Agung lewat Pura Besakih, yang terletak di bagian barat daya. Padahal ada dua jalur lain yaitu Budakeling (tenggara) dan Pura Pasar Agung (selatan). Pendaki maraton gunung solo, Willem Sigar Tasiam (58) mendaki Gunung Agung lewat Pura Pasar Agung pada Minggu (1/5/2016) malam.

"Jalurnya lebih sepi, dan bisa menghemat hingga 2 jam pendakian," tutur Willem.

Pura Pasar Agung berada di ketinggian 1.058 mdpl. Sebelum mendaki, wisatawan wajib mendaftar ke pos pendakian yang buka pukul 01.00-19.00 WITA. Setiap orang wajib membayar Rp 20.000, sudah termasuk biaya parkir mobil. Pendaki juga wajib ditemani pemandu jika sebelumnya belum pernah mengunjungi Gunung Agung.

Sasri/Kompas.com Tim membuka tenda di kaki Gunung Agung, Bali.
Trek pertama adalah anak tangga yang jumlahnya sekitar 280 buah. Waktu tempuhnya sekitar 10-20 menit hingga sampai di pura. Setelah itu, trek dimulai  dengan tanah yang licin bila setelah hujan.

Trek kemudian berlanjut dengan hutan basah dan tanah lapang yang minim 'bonus' alias hampir semuanya tanjakan. Di bagian puncak terdapat kawah besar yang kadang mengeluarkan asap. Jika cuaca cerah, Anda bisa melihat Gunung Batur bahkan Rinjani dari kejauhan.

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan saat mendaki Gunung Agung. Pertama adalah mata air, yang akan Anda temukan di perjalanan naik. Wisatawan tidak diperbolehkan mengambil air, karena mata air tersebut disucikan.

Kedua adalah kawanan monyet yang berkeliaran, terutama di area puncak. Sandwich dan pisang yang dibawa Willem pun ludes dicuri kawanan monyet. Oleh karena itu, jangan biasakan memberi makan monyet dan jangan pernah membuang sampah sembarangan.

Estimasi waktu pendakian dari Pura Pasar Agung adalah 4,5-6 jam. Begitu pun estimasi waktu turunnya. Anda bisa istirahat atau kemping di pertengahan jalan, terutama jika bertemu tanah lapang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com