Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melancong ke "Negeri Kincir Angin" Wajib Kunjungi Kinderdijk

Kompas.com - 11/05/2016, 11:26 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

KINDERDIJK, KOMPAS.com - Selalu ada alasan kenapa sebuah negara diberikan julukan. Sebagai contoh Jepang sebagai "negeri sakura" dan China disebut "negeri tirai bambu".

Julukan tersebut diberikan karena karena pohon sakura banyak ditemui di Jepang dan begitu juga pohon bambu banyak ditemui di China.

Begitu juga Belanda yang kerap disebut "negeri kincir angin". Karena di negara ini memang identik dengan pemandangan kincir angin yang kerap dilihat di poster atau banner agent travel.

KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Pemandangan kincir angin di desa Kinderdijk, Belanda, Senin (9/5/2016). Kinderdijk merupakan desa yang memiliki belasan kincir angin yang saat ini digunakan sebagai pompa air. Kinderdijk masuk ke dalam daftar UNESCO World Heritage pada 1997.
Tapi, di mana tepatnya tempat yang menawarkan pemandangan kincir angin berikut padang rumput dengan bunga-bunga liar dan kanal tersebut?

Adalah tempat bernama Kinderdijk, sebuah desa yang terletak lebih rendah dari permukaan laut. Desa ini memiliki sebuah kawasan yang memiliki sekitar 17 kincir angin dan telah berdiri sejak abad ke-18. Pada 1997 Kinderdijk masuk ke dalam daftar UNESCO World Heritage.

Cuaca cerah saat Roderick Adrian Mozes dari KompasTravel bersama para jurnalis yang diundang oleh Netherlands Board of Tourism and Convetion (NBTC) tiba di tempat ini. Suhu hangat dengan langit biru dan awan tipis menyambut kami.

Sepanjang mata memandang hanya ada kanal air, padang rumput, dan belasan kincir angin yang berputar.

KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Pemandangan kincir angin di desa Kinderdijk, Belanda, Senin (9/5/2016). Kinderdijk merupakan desa yang memiliki belasan kincir angin yang saat ini digunakan sebagai pompa air. Kinderdijk masuk ke dalam daftar UNESCO World Heritage pada 1997.
Ada puluhan turis lainnya yang juga datang saat itu, beberapa memilih berjalan kaki untuk menikmati pemandangan, beberapa memilih menggunakan kapal kecil yang disediakan khusus bagi wisatawan yang ingin melihat kincir angin tanpa harus lelah berjalan kaki.

"Kincir angin yang ada saat ini juga digunakan menjadi mesin pompa untuk menjaga level air di area ini. Karena area ini berada lebih rendah dari permukaan laut sehingga jika level air naik, maka pompa dinyalakan untuk menyalurkan air ke sungai", kata pemadu wisata kami.

Kami juga diajak untuk masuk ke dalam kincir angin yang difungsikan sebagai museum. Di sini ditaruh peninggalan seperti sepatu, alat makan bahkan tempat tidur. Pemandu wisata menjelaskan bahwa kincir angin dulu juga menjadi tempat tinggal sebuah keluarga.

KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Pemandangan kincir angin di desa Kinderdijk, Belanda, Senin (9/5/2016). Kinderdijk merupakan desa yang memiliki belasan kincir angin yang saat ini digunakan sebagai pompa air. Kinderdijk masuk ke dalam daftar UNESCO World Heritage pada 1997.
Kinderdijk berjarak sekitar 91 kilometer dari Amsterdam, jika berkendara menggunakan mobil dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk tiba di sana.

Anda juga bisa menggunakan kereta cepat selama 90 menit. Sistem transportasi kereta yang dimiliki Belanda, memungkinkan warganya untuk menuju ke berbagai tempat dengan nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com