Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadir di Busan, Kemenpar Targetkan 3.000 Turis Kapal Pesiar Kunjungi Indonesia 

Kompas.com - 12/05/2016, 15:21 WIB
Icha Rastika

Penulis

BUSAN, KOMPAS.com - Indonesia terus menebar pesonanya demi menggaet kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), khususnya wisman pesiar. Untuk itu, Indonesia mengikuti Seatrade Cruise Asia 2016, yang berlangsung di Busan, Korea Selatan pada 12-14 Mei 2016.

Menurut Kepala Bidang Pameran Wilayah Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Rita Sofia, untuk acara ini, Indonesia menargetkan 2.500-3.000 wisatawan kapal pesiar berkunjung ke nusantara.

"Untuk satu orang kalau tidak salah pengeluarannya 1.100-1.200 dollar AS per kunjungan. Diharapkan 2.500-3.000 orang itu ya," kata Rita kepada Icha Rastika dari KompasTravel  ditemui di sela-sela Seatrade Cruise Asia, Kamis (12/5/2016).

Melalui pameran ini, Kemenpar menghadirkan informasi mengenai seluruh wilayah Indonesia yang bisa didatangi cruise dan yacht.

KOMPAS.COM/ICHA RASTIKA Pengunjung Seatrade Cruise Asia 2016 di Busan, Korea Selatan, antusias berfoto dengan penari tradisional Indonesia, Kamis (12/5/2016). Pameran berlangsung 12-14 Mei 2016. Indonesia hadir dalam booth dengan tema kapal pinisi.
Menurut Rita, dari sekian banyak daerah yang bisa didatangi cruise dan yacht, ada 5 wilayah yang ditonjolkan dalam pameran ini, yaitu Surabaya, Semarang, Bali, Lombok, dan Raja Ampat.

"Selama ini Bali masih jadi tujuan utama secara umum, walaupun memang wisatawan Korea mereka kebanyakan pergi ke Batam, Bintan, Bandung, baru ke Bali, dan Yogyakarta juga masih ada," tutur dia.

Selain itu, dalam pameran ini, Indonesia menghadirkan 6 seller, yang merupakan perusahaan operator tur wisata pesiar asal Indonesia. Mereka adalah Destination Asia, Sea Horse, Wallacea, Pearl of Papua, Royal Purnama, dan Scuba Dive.

"Para seller akan mempresentasikan mengenai paket-paket wisata cruise di Indonesia. Ada yang 8 hari 7 malam, ada juga yang 13 hari 12 malam," sambung Rita.

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN Alat musik tradisional khas Maluku, totobuang dan tifa, dipadukan dengan hadrat dimainkan untuk menghibur wisatawan mancanegara yang datang menggunakan kapal pesiar Artania di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, Minggu (28/2/2016). Sejumlah wisatawan kagum dengan kolaborasi musik nuansa Kristiani dan Muslim itu. Perpaduan itu menunjukkan Ambon dan Maluku sudah rukun dan menjadi tempat yang aman bagi wisatawan.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah telah memberlakukan sejumlah kebijakan yang mempermudah wisatawan mancanegara, termasuk wisatawan pesiar asing. Salah satunya adalah pemberlakuan bebas visa bagi sejumlah negara.

Selain itu, menurut Rita, Indonesia telah menghapus CAIT (Clearance Approval to Indonesian Territory).

Penghapusan CAIT dikeluarkan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, yang disusul dengan surat Menteri Luar Negeri No: 77/PK/02/2016/63/01. CAIT kemudian diganti dengan surat persetujuan berlayar (SPB/Sailing Approval).

"Indonesia beda dengan Malaysia, pemain cruise enggak banyak karena saya dengar menurut pengusaha, kondisinya belum nyaman. Tetapi sedikit demi sedikit berubah. CAIT sudah free, Pak Menteri juga sudah membuka. Dulu izin 2-3 minggu, sekarang sudah gampang," tutur Rita.

KOMPAS.COM/DEFRIATNO NEKE Kande-kandea atau makan-makan, Rabu 24/2/2016). Rombongan wisatawan kapal pesiar disuguhkan dengan makanan tradisional Buton, Sulawesi Tenggara. Kande-kandea ini merupakan tradisi yang digelar Sultan Buton usai berperang.
Adapun wisata bahari merupakan salah satu fokus Kemenpar. Kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu menargetkan 4 juta wisman untuk wisata bahari pada 2019. Selain itu, Kemenpar menargetkan devisa 4 miliar dollar AS dari wisata bahari, termasuk wisata kapal pesiar pada 2019.

Pemerintah juga telah mengembangkan kawasan strategi pariwisata nasional khusus untuk bahari di 25 titik pada lima tahun ke depan. Tak hanya itu, pemerintah membangun 100 marina, 10 pelabuhan kapal pesiar/cruise port, yang memungkinkan untuk menampung 800 call serta 45 destinasi selam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com