Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semah Rantau, Tradisi Menjaga Kampung

Kompas.com - 24/05/2016, 20:16 WIB

SUNGAI Subayang di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, pada Kamis (5/5/2016) pagi itu terlihat lebih ramai daripada hari-hari biasa. Sinar matahari cerah menambah keindahan alam hutan hijau Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, yang terlihat di latar belakang sekeliling sungai.

Ratusan warga tua-muda berkumpul di pinggir sungai di sebelah lapangan bola. Puluhan laki-laki bersiap dengan alat tangkap ikan, seperti jaring, jala, atau tombak ikan. Sebagian warga lain menonton di bagian tepi lain di dekat rumah.

Pagi itu ninik mamak (pemuka adat) menggelar acara cokow ikan lubuk larangan (panen atau mengambil ikan dari lubuk larangan). Lubuk larangan adalah satu wilayah di sungai, ditetapkan secara adat, yang tidak boleh diambil ikannya sepanjang tahun sampai ada ketentuan dari ninik mamak.

Lubuk larangan di Desa Tanjung Beringin memiliki panjang 200 meter, dan berlokasi persis berada di depan permukiman warga. Di bentangan itu terdapat dua lubuk, tempat ikan tumbuh dan berkembang tanpa gangguan.

Acara panen ikan diawali doa pimpinan adat, dan kemudian disusul tebar jala pertama. Setelah itu, siapa saja boleh mencari ikan dengan caranya masing-masing. Ternyata pagi itu cukup sulit mendapat ikan karena air sungai masih tinggi.

Rupanya, pada tahun ini, cokow diadakan sebelum puncak musim panas untuk menghormati tamu yang datang. Meskipun demikian, masih banyak ikan yang dapat ditangkap.

Di sela-sela cokow, empat warga desa terlihat membawa seekor kerbau di atas perahu yang merapat ke tangkahan desa. Kerbau itu dengan susah payah dinaikkan ke pemukiman yang terletak di atas bukit. Topografi daerah itu berbukit-bukit, dan perumahan warga semuanya berada di bagian atas.

Hewan yang disebut dengan nama kabau dalam bahasa setempat adalah calon sesembahan warga untuk acara Semah Rantau (membersihkan kampung dari anasir jahat) dua hari kemudian. Acara semah ini menjadi puncak perhelatan desa yang berlangsung selama tiga hari berturut.

Daging kerbau

Keesokan hari, Jumat (6/5/2016), pagi-pagi lapangan voli di sudut desa dipenuhi warga. Rupanya ninik mamak sudah mengatur prosesi penyembelihan. Suasana hari itu persis seperti hari raya Idul Adha.

Menjelang sore pekerjaan membagi-bagikan daging kerbau ke seluruh warga desa akhirnya selesai. Setiap rumah mendapat jatah setengah kilogram daging. Hari itu seluruh warga desa makan daging kerbau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com