BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 18 jurnalis dari Jepang melakukan perjalanan wisata ke Banyuwangi, Jawa Timur selama beberapa hari atas undangan Kementerian Pariwisata dalam acara famtrip. Mereka diajak mengunjungi sejumlah obyek wisata di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu.
Kepala Pemasaran Kantor Kementerian Pariwisata Indonesia di Jepang Naomi Takahashi di Banyuwangi, Rabu (25/5/2016), mengatakan para jurnalis itu antara lain mendatangi Kawah Ijen hingga ke sejumlah pantai dan desa wisata.
Menurut Naomi Takahashi, Banyuwangi dipilih sebagai lokasi famtrip karena obyek wisata di daerah itu sesuai dengan karakter wisatawan Jepang yang tidak terlalu suka medan sulit. Mereka menginginkan cukup berkeliling satu kota, tetapi sudah bisa mendapatkan banyak objek wisata.
"Mereka ini sudah ada yang pernah mengunjungi Jakarta dan Bali. Setelah kami ke sini, ternyata Banyuwangi sangat menakjubkan. Ini pasti akan dipromosikan di Jepang oleh para jurnalis kami di Jepang," kata Naomi saat diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo Banyuwangi.
Bagi Naomi dan masyarakat Jepang, Banyuwangi bisa menjadi alternatif wisata baru di Indonesia karena banyak obyek wisata alam yang bisa dinikmati, mulai dari pantai, desa yang memiliki kultur unik dan Gunung Ijen yang terkenal dengan blue fire atau api birunya.
Belasan jurnalis itu tiba di Banyuwangi sejak Selasa (24/5/2016) sore dan langsung menuju pantai Pulau Merah. Di pantai itu mereka menikmati matahari terbenam dan melihat homestay yang dikelola oleh warga setempat.
Pada Rabu pagi mereka berwisata keliling kota, kemudian menuju pendopo Kabupaten Banyuwangi. Setelah itu mereka mengunjungi pasar tradisional. Di Pendopo Sabha Swagata Pemkab Banyuwangi mereka diajak menikmati bangunan berkonsep green building itu.
Di pendopo mereka juga berdialog dengan Bupati Abdullah Azwar Anas.
Takehito Miyatake, fotografer dari Japan Professional Photographers Society kepada Bupati Anas mengakui bahwa Banyuwangi memiliki pemandangan alam yang cantik dan unik. Karakteristik penduduknya yang ramah dan suasana perdesaan yang khas membuat peserta famtrip sangat suka dengan Banyuwangi.
"Sepanjang mata memandang saya melihat hamparan sawah yang luas dan bertingkat-tingkat. Itu menjadi pemandangan yang menakjubkan," tutur Miyatake.
"Waktu bangun pagi saya sangat kaget, matahari belum terbit sudah terdengar suara-suara yang membangunkan orang untuk beribadah (Adzan Subuh-red). Ini unik sekali," ucap Miyatake.
Kebetulan para jurnalis itu menginap di salah satu resort yang terletak di kaki lereng Gunung Ijen.
Fotografer lainnya, Hinata Haga menyatakan sangat antusias melihat puluhan festival yang digelar oleh Pemkab Banyuwangi, yang terangkum dalam Banyuwangi Festival. Hinata mengakui bahwa dirinya adalah fotografer spesialis festival di Jepang.
"Kapan Gandrung Sewu digelar? Kapan pula Banyuwangi Ethno Carnival akan dilaksanakan?" tanya Hinata penasaran kepada Bupati Anas sembari menunjukkan foto Gandrung Sewu yang ada di buku Banyuwangi Exploring.
Sementara Bupati Anas mengaku sangat terhormat dengan dipilihnya Banyuwangi sebagai lokasi famtrip para jurnalis dari Negeri Sakura tersebut. Kunjungan itu bagi Anas sangat berharga karena bisa mempromosikan Banyuwangi ke mancanegara.
Usai bertemu Bupati Banuwangi, para jurnalis Jepang ini melanjutkan perjalanan wisata mereka dengan mengunjungi sejumlah obyek wisata, di antaranya kampung wisata seni Temenggungan dan menikmati kawasan Pegunungan Ijen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.