Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendang yang Enak, Simak Ciri-cirinya...

Kompas.com - 26/05/2016, 10:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisa dibilang, rendang adalah masakan paling istimewa dari Sumatera Barat. Meski begitu, mencari rendang yang enak dan otentik di Ibu Kota rupanya gampang-gampang susah. 

Indonesia boleh berbangga, rendang menjadi salah satu masakan terenak di dunia. CNN memasukkan masakan khas Ranah Minang itu dalam daftar 50 makanan terenak di dunia. Kekuatan rasa dan teknik pembuatannya tak bisa dipandang sebelah mata. 

(BACA: Inilah 2 Rumah Makan Padang Tertua di Jakarta)

Apa yang menjadikan rendang begitu istimewa? Ahli kuliner sekaligus penulis buku 'Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang', Reno Andam Suri mengatakan, kekayaan rasa adalah salah satu kuncinya.

"Proses masaknya, kekayaan rasanya... Bayangkan bumbu yang masuk: kelapa tua membuat rasa jadi gurih, lamanya memasak, semuanya membuat rendang jadi makanan kebanggaan," tutur Reno kepada KompasTravel, Rabu (25/5/2016).

Oleh karena itu, lanjut Uni Reno, rendang biasa disebut 'makanan adat'. Tiap daerah di Sumatera Barat punya 'rendang adat' masing-masing. Bahannya tak harus daging sapi tapi juga ayam, itik, belut bahkan daun-daunan di halaman rumah.

(BACA: Rahasia di Balik Rendang "Jagoan" RM Pagi Sore)

"Di Batusangkar ada rendang belut. Di daerah Kapau dan Bukittinggi khasnya rendang itik. Di daerah Lintau, rendangnya terbuat dari daun kayu dan daun-daunan di sekitar halaman rumah," terangnya.

Uni Reno menekankan, rendang bukanlah makanan melainkan proses masak. Oleh karena itu kata 'rendang' biasa diikuti oleh bahan utamanya. Rendang daging, rendang ayam, rendang itik, dan seterusnya. 

Beda orang yang meracik, beda lagi citarasa rendangnya. Oleh karena itu, Uni Reno menekankan, tidak ada patokan rendang mana yang paling enak.

"Tapi cara paling mudah untuk menentukannya, rendang yang paling 'paripurna' itu warnanya benar-benar gelap. Bahkan kalau di daerah aslinya, daging rendang cenderung keras karena dimasak sangat lama," papar wanita kelahiran Jakarta, 2 Desember 1971 itu.

Rendang, begitu pun masakan Padang lainnya menimbulkan kecintaan sendiri bagi Uni Reno. Pemilik bisnis 'Rendang Uni Farah' itu menyadari, masakan Padang tak sekadar kuliner tapi juga harga diri.

"

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Ibu-ibu membawa antaran makanan di Jalan Raya Payakumbuh-Lintau, Sumatera Barat, Senin (8/7/2013). Rendang menjadi bagian penting di antara sejumlah makanan yang dibawa. Antaran makanan ini dibawa dan dimasak ibu-ibu untuk acara mendoa (berdoa bersama dan siraman rohani) di masjid terdekat untuk menyambut bulan puasa.
Orang Padang akan menyajikan sesuatu yang paling baik untuk dimakan. Dari segi bahan, bumbu, semuanya diperhitungkan dan proses masaknya tidak pernah mereka minimalisir," tuturnya.

Kini, di beberapa daerah Sumatera Barat masih terdapat tradisi unik saat menyajikan makanan. Setiap acara yang mengundang tamu, para wanita datang membawa dulang di atas kepala.

"Mereka membawa hasil masakan sendiri di atas kepala. Semakin bagus dan enak rasanya, semakin bangga mereka membawanya ke tempat perhelatan," tambah dia.

Oleh karena itulah, masakan Padang menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Minang. Hal itu terbawa saat perantau asal Minang membuka restoran Padang di seantero Nusantara.

"Itulah yang membuat bangga, ada perjuangan saat proses pembuatannya," tambah Uni Reno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com