Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DIY "Kawinkan" Hotel dan Desa Wisata

Kompas.com - 26/05/2016, 14:12 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mencoba "mengawinkan" perhotelan dengan desa wisata melalui program "1 Hotel 1 Desa/Kampung Wisata" yang akan diluncurkan pada Senin (30/5/2016).

"Keterkaitan hotel dan desa wisata selama ini memang belum ada sehingga melalui program itu kami pertemukan keduanya," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta di Yogyakarta, Rabu (25/5/2016).

Program itu bertujuan memperluas pemasaran desa wisata, meningkatkan sumber daya manusia dan mengangkat potensi lokal yang dimiliki desa wisata, serta peningkatan standar melalui transformasi kapasitas pengelolaan kepariwisataan dari perhotelan.

Aris mengatakan program yang akan diluncurkan di Desa Mangunan, Dlingo, Bantul itu akan mempertemukan 21 hotel bintang tiga hingga bintang lima dengan 21 desa/kampung wisata di DIY.

Menurut dia, melalui program tersebut kedua elemen penopang pariwisata di DIY itu diharapkan dapat saling membangun dan mendapatkan keuntingan satu sama lain.

Melalui program itu pemasaran desa wisata akan semakin luas menyasar wisatawan domestik maupun mancanegara yang menggunakan layanan perhotelan.

Tribun Jogja/ Hasan Sakri Ghozali Hamparan bunga tanaman eceng gondok yang tumbuh pada sawah di Dusun Karangasem, Palbapang, Bantul menarik pengunjung yang ingin berfoto ria bersama bunga berwarna ungu yang indah itu. Semoga tak bernasib sama seperti rusaknya taman bunga amarilis oleh aksi selfie anak-anak muda sembari menginjak-injak.
Di sisi lain hotel juga mendapatkan kemudahan ketika memiliki program "out door" karena dapat langsung terhubung dengan desa wisata yang menjadi mitranya.

"Mungkin untuk mengawali program itu nanti informasi atau wahana promosi desa wisata akan ada di ruang resepsionis hotel," katanya.

Aris memaparkan, 21 desa/kampung wisata yang akan terpilih mengawali program itu antara lain Desa Wisata Taman Tebing Breksi, Sleman, Desa Wisata Nawung, Gayamharjo, Sleman, Kampung Wisata Rejowinangun, Kota Yogyakarta dan Kampung Wisata Gunung Ketur, Kota Yogyakarta, Desa Wisata Kebon Agung, Imogiri, Bantul, Desa Wisata Njelok, Patuk, Gunung Kidul, serta Desa Wisata Sidorejo, Lendah, Kulon Progo.

Menurut Aris, 21 desa/kampung wisata yang terpilih menjadi model dalam program itu telah melalui pembahasan antara Dinas Pariwisata dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY.

"Setelah diluncurkan, program itu akan dilanjutkan dengan berbagai pengembangan strategi yang akan melibatkan dunia usaha, akademisi, serta komunitas wisata," ujarnya.

BARRY KUSUMA Desa Giriloyo di dekat Pemakaman Raja Jogja Imogiri Bantul, DIY. Sampai saat ini tetap melestarikan batik tulis.
Kapasitas sumber daya manusia (SDA) pengelola serta pemandu desa wisata yang dilibatkan, lanjut Aris, juga dipastikan mampu memberikan pelayanan dengan standar internasional, minimal mampu berkomunikasi dengan bahasa asing.

Sementara 21 hotel yang bergabung dalam program itu di antaranya adalah Hotel LPP Group, Hotel Royal Ambarrukmo dan Hotel Mutiara Yogyakarta.

"Dari 50 hotel bintang tiga hingga lima yang ada di DIY baru kami libatkan 21 hotel. Harapannya bisa diikuti hotel-hotel lainnya," tambah Aris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com